Waduh..... apa mungkin ???” secara manusiawi, spontan saja kita merespons judul diatas dengan kalimat tadi.

Mari kita belajar dari Yusuf: Apa yang dia lakukan kepada saudara-saudara kandungnya, meskipun dia telah menjadi korban kejahatan mereka, dijual dan dijadikan budak di Mesir.

“Marilah dekat-dekat. Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir”. Dengan penuh cinta kasih Yusuf memeluk dan mencium saudara-saudaranya, karena Yusuf menyadari adanya rencana Tuhan yang baik dibalik semua kejadian yang dia alami selama itu (Kejadian 45:3-15). Yusuf tidak memperlakukan saudara-saudaranya sebagai musuh yang secara manusiawi sebetulnya patut diambil tindakan balas dendam, tetapi justru mengasihinya.

Tuhan Yesus melalui Lukas 6:27-38, jelas-jelas mengajarkan kepada kita untuk mengasihi musuh kita dan berbuat baik terhadap mereka. Hendaklah kita bermurah hati, sama seperti Bapa sorgawi kita yang murah hati.

Marilah kita belajar untuk berbuat seperti Yusuf dan menerapkan ajaran Tuhan Yesus dalam kehidupan kita sehari-hari: mengasihi musuh kita dan berbuat baik terhadap mereka. Sebagai orang-orang yang benar, kita akan diselamatkan Tuhan, sebab  orang-orang yang jahat  akan dilenyapkan (Mazmur 37: 1-40); Dan kita menjadi manusia baru didalam Kristus (1 Kor 15: 35-50).

Semoga Tuhan Yesus menolong kita. – [SRT]