Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia” (lukas 15: 20 b). Itulah ungkapan spontan dari seorang ayah yang sangat bersuka cita, karena si anak yang hilang kini telah kembali datang. “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi ! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak berjiwa penipu !” (Mazmur 32: 1 & 2); Dan berfirmanlah Tuhan kepada Yosua: “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu” (Yosua 5: 9 a). Dari ayat-ayat diatas, kita diingatkan bahwa di Minggu Prapaskah IV ini, ada pendamaian yang penuh suka cita, karena pengampunan yang telah Tuhan berikan atas dosa-dosa kita. Kita diajarkan untuk juga mampu dan mau memberikan pengampunan terhadap kesalahan yang diperbuat oleh sesama kita, meskipun hal tersebut merupakan sesuatu yang rasanya sangat sulit untuk dapat kita praktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tetapi bukan hal yang mustahil untuk dapat kita lakukan, jika kita selalu berupaya memohon campur tangan/pertolongan Tuhan. Marilah suka cita pendamaian yang telah dianugerahkan Allah Bapa kepada kita melalui Tuhan Yesus, dapat kita jabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Tuhan menolong kita. SRT |