“Allah yang hidup”, artinya Allah yang memelihara, Allah yang menopang, Allah yang memberi kehidupan dan Allah sebagai Juru selamat yaitu Allah yang bekerja /berkarya terus menerus bagi keselamatan manusia. Berjumpa dengan Allah yang memelihara berarti berjumpa dengan Allah yang hidup. Demikian pula kita sebagai orang yang dipelihara oleh Allah, berarti Allah yang hiduplah yang memelihara kita dari hari lepas hari. Dimanakah perjumpaan kita dengan Allah? Perjumpaan itu ada di suatu “tempat” (kalau boleh disebut demikian) yang namanya “Iman”. Iman adalah tempat perjumpaan Allah dengan manusia ciptaaNya. Perjumpaan dengan Allah adalah inisiatif dari Allah sendiri, jadi bukan dari usaha manusia, artinya perjumpaan dengan Allah bukanlah hasil konsep manusia, sebab Allah sendiri yang punya otoritas untuk berjumpa dengan manusia. Allah menjumpai manusia dengan cara yang tidak terduga jadi perjumpaan Allah dengan manusia semata - mata karena anugerah dan kasih karuniaNya, bukan karena manusia layak terlebih lagi berhak sebagai imbalan atas perbuatan yang dilakukannya. Itulah Allah yang menjumpai Abraham di Mamre. Allah yang memelihara dan menjaga kelangsungan keturunan Abraham (Ayat 10) sesuai janji Allah bahwa keturunan Abraham akan menjadi bangsa yang besar. Perjumpaan Tuhan Yesus yang adalah manifestasi Allah yang hidup sebagai Manusia dengan Marta dan Maria, juga adalah inisiatif dari Tuhan Yesus. Ada respon yang berbeda antara Marta dan Maria dalam perjumpaan tersebut. Maria bersimpuh di kaki Tuhan Yesus dan mendengarkan perkataan Tuhan, tetapi apakah berarti respon dari Marta salah? Atau berarti Marta tidak mengasihi Yesus?. Rasanya terlalu gegabah mengartikan demikian. Karena Marta bekerja juga dengan kasih dan demi kemuliaan nama Tuhan, seperti halnya kita bekerja, berdagang, atau aktivitas apapun yang kita lakukan harus kita maknai sebagai ibadah kita kepada Tuhan dan hanya demi kemuliaan Tuhan. Jadi yang diperbuat Marta dan Maria bukanlah suatu alternative (pilihan) tetapi akumulatif, karena dua – duanya harus kita kerjakan secara simultan. Bacaan Surat Kolose pada ibadah kita kali ini, Rasul Paulus sebagai penulis surat ini juga pernah mengalami perjumpaan dengan Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik, perjumpaan inilah yang menjadi titik balik Rasul Paulus dari seorang penganiaya pengikut Kristus menjadi orang yang sangat militant dalam mengabarkan ajaran Yesus. Paulus menasehati jemaat di Kolose akan bahayanya ajaran-ajaran yang sesat pada waktu itu. Paulus menekankan bahwa Allah di dalam Kristus telah menciptakan dunia ini, juga tentang keberadaan Kristus sebagai Allah dan Manusia. Paham inilah yagn menjadi perselisihan dengan ajaran-ajaran sesat tadi. Kristus adalah manifestasi Allah yang sempurna. Bacaan Mazmur menekankan bahwa hanya karena Anugerah dan Kasih Karunia Allah kita bisa berjumpa dengan Allah. Marilah kita merenungkan : - Seberapa sering kita mendengarkan dan berbicara kepada Allah, sebagai pribadi yang hidup?
- Seberapa kita yakin bahwa Allah dapat mendengarkan dan dapat berbicara?
- Bagaimana seharusnya kita bersikap bilamana kita yakin bahwa Dia nyata dan sungguh hadir dalam hari-hari kita?
Marilah kita bersama – sama merenungkan. (bdu) |