Berkat secara umum dipahami sebagai sesuatu yang diterima seseorang. Apa pun yang seseorang terima dan dipercaya diberikan oleh Tuhan, baik diterima melalui oranglain atau pun yang dirasakan secara langsung akan dinamakan berkat. Namun, tema di minggu ini mengajak kita untuk memiliki cara pandang yang berbeda. Dimana, berkat dipahami disaat seseorang mau berbagi. Mengapa demikian? Benarkan berbagi itu adalah berkat! Selaku pengikut Kristus, kita senantiasa diajak untuk hidup berbagi. Disaat seseorang mau berbagi, di saat yang sama orang itu melakukan apa yang diperintahkan oleh Kristus. Oleh karena itu, berbagi seharusnya menjadi ‘hobi’ Orang Kristen. Lebih jauh, di saat berbagi orang belajar untuk peduli pada orang lain disekitarnya. Akan tetapi, setidaknya ada dua hal yang menegaskan bahwa di saat kita mau berbagi maka ada berkat pula yang kita dapatkan. Yaitu, [1]. Berbagi merupakan sarana manusia terlepas dari ‘kebodohan’. Lukas 12.19 memberi gambaran bahwa kekayaan memiliki potensi membelenggu hati manusia dalam kebodohan. Ketika manusia memilih menimbun hartanya dan berkata “Jiwaku, ada padamu banyak barang...”. Ia melupakan Tuhan lah Sang Pemilih Jiwa manusia. [2]. Berbagi melepaskan manusia dari keserakahan. Dimana, Orang Kristen diminta untuk mematikan sifat tersebut ketika menerima Kristus dalam dirinya, demi menjadi manusia baru (Kolose 3.5). Selamat menikmati berkat yang tak terduga, Tuhan memampukan. Amin.- [CH] |