Semua orang tentunya ingin hidup bahagia dan tercukupi, kata cukup tentu relatif maknanya bagi tiap orang. Namun, secara pasti setiap orang ingin agar cukup itu bermakna terpenuhi segala kebutuhan hidup, dan bahkan akan lebih baik lagi kalau ada lebihnya. Hal inilah yang membuat manusia saat ini orientasi hidupnya adalah bagaimana hidup di dunia ini dengan nyaman, sehingga apa saja dilakukan dan dianggap halal, untuk dapat hidup nyaman dan tercukupi segalanya. Tetapi nampaknya pengkhotbah tidak sependapat dengan pandangan manusia saat ini. Bagi pengkhotbah segala sesuatu di dunia ini hanyalah kesia?siaan (pkh 1: 2). Apapun yang dilakukan manusia di dunia ini tidak akan pernah sampai pada kata ‘puas’. Semua dilakukan hanya untuk menyenangkan dan memuaskan tubuh saja, dan hanya akan berakhir pada kesia?siaan. Manusia perlu belajar bahwa apa yang diperolehnya di dunia tidak lepas dari tangan Tuhan. Jadi jangan pernah merasa bahwa semua yang di dapat adalah usaha kerasnya, dan jika semua sudah diperoleh maka kebahagiaan pun akan mengikuti, padahal semua hanya ke sia?siaan. Tuhan Yesus juga menegaskan dengan mengatakan : “berjaga?jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakkan....” (Luk 12: 15) maksud Yesus mengatakan hal ini, adalah agar setiap orang tidak hanya memikirkan harta dalam hidupnya, tidak hanya berpikir bahwa dengan banyak harta maka hidup akan terjamin dan aman. Padahal hidup kita adalah milik Allah. Bukannya tidak boleh kita memiliki harta, namun jangan menggantungkan hidupmu pada harta kekayaan. Apakah dengan berlimpah harta dan kekayaan, kita terbebas dari sakit, dari masalah dan dari kematian??... Tuhan menghendaki kita kaya di dalam Dia. Maka hendaklah setiap kita lebih mengutamakan kaya di dalam Tuhan, carilah Tuhan dan berusahalah untuk selalu melakukan kehendakNya. Jangan hanya bekerja dan mengejar kekayaan. Namun melupakan Tuhan, dan menjauh dari persekutuan umat Tuhan. Carilah Tuhan maka segalanya akan dicukupkan dalam hidupmu... (CP) |