Di tengah dunia yang berpenyakit saat ini, cara pandang terhadap Tuhan sangat berperan penting untuk menyingkapi banyak hal yang terjadi. Di dalam cara pandang itu pula segala harapan diletakkan. Namun, dalam kelemahan dan kerapuhan manusia, seringkali manusia gagal untuk mengerti dan memahami eksistensi Tuhan di tengah dunia. Bahkan, terkadang manusia hanya menilai Tuhan sebatas keinginannya. Injil menurut matius 21 : 1 – 11, menggambarkan bagaimana jelas terdapat dualisme cara pandang—penerimaan dan penolakan terhadap Yesus. Di satu sisi, Yesus dipandang sebagai penyelamat mereka dari penderitaan, namun di sisi lain mereka mencibir “Siapakah orang ini?”.

Melalui kisah ini kita melihat bagaimana cara pandang yang benar akan memunculkan sikap yang benar dalam menyambut Kristus. Sebaliknya, cara pandang “sebelah mata” akan mengabaikan Tuhan yang hadir dalam peristiwa kehidupan manusia.

Bagaimana dengan kita? Apakah di tengah dunia yang berpenyakit ini, kita memandang Tuhan dengan cara yang benar dan mau meletakkan segala pengharapan hanya kepada-Nya.

Oleh karena itu, marilah sambut DIA sebagaimana mestinya, meskipun harus menjalani cara hidup yang membosankan (dampak social distancing), rasa haus akan DIA senantiasa ada di dalam hati. [CH]