Usaha perubahan dan pemulihan suatu kondisi masyarakat, seperti pembangunan sebuah gereja baru yang diinginkan jemaat di suatu kawasan, menjadi sulit dan berat jika itu mendapat penentangan dan penolakan masyarakat Non-Kristen setempat. Mereka terus menentang dan menolak usaha itu karena intoleransi religius dan pengabaian akan kebinekaan dalam keanekaragaman.

Bagi mereka yang menentang dan menolak usaha itu, pemrakarsa usaha perlu bekerja maksimal. Sekalipun pemrakarsa itu tidak mendapat tanggapan yang positif, seperti yang dilakukan para penari dan peratap di dalam Matius 11 : 16 -17. Secara khusus, pemrakarsa itu memaksimalkan koordinasi dan kerjasama dengan subyek perubahan dan pemulihan. Ini dilakukan Yesus terhadap orang-orang yang dimaksud dalam Matius 11 : 25 - 27.

Bagaimanakah caranya mengatasi halangan yang sulit dan berat terhadap usaha perubahan dan pemulihan itu? Pemrakarsa itu membutuhkan semangat kebersamaan demi meringankan perubahan dan pemulihan yang berat itu, seperti yang dimaksudkan dalam Matius 11 : 28 - 29. (CA).