Sungguh menyenangkan bukan! Jika setiap orang mampu berhasil di ‘Jalan Tuhan’. Namun, pertanyaan yang penting adalah bagaimana cara memperoleh keberhasilan itu? Apakah setiap orang mampu atau selalu akan sukses mendapatkannya.

Bukankah ukuran keberhasilan pun berbeda-beda. Ada yang mengukur keberhasilan dengan segala sesuatu yang dapat diperoleh semasa ia hidup, seperti harta benda, karier, studi, dsb. Ada pula yang mengukurnya melalui tingkat kebahagiaan (meski sekadar cukup, asal bahagia). Tentu inilah yang dinamakan mengukur keberhasilan menggunakan kaca mata manusia. Berbicara keberhasilan di ‘Jalan Tuhan’ sejatinya setiap orang harus menggunakan kaca mata Tuhan.

Melalui kisah di dalam Injil menurut Matius, Yesus mengajar murid-murid untuk belajar memaknai ‘Jalan Hidup’ melalui Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi (sebagai contoh yang buruk). Dimana Yesus mengingatkan agar murid-murid tidak seperti mereka, yang mengajarkan sesuatu tetapi tidak melakukannya.

Bagi Yesus bagian terpenting dalam hidup beriman tidak terlepas dari bagaimana murid-murid bersedia melakukan hukum-Nya. Oleh karena itu, orang yang berhasil di ‘Jalan Tuhan’ adalah orang yang menghidupi setiap firman Tuhan dalam setiap detik perjalanan hidupnya.

Baik dalam setiap tujuan mau pun ambisinya, hanya Firman Tuhanlah yang mendajadi dasar dan nilai-nilai yang hidup dalam setiap proses mencapai segala sesuatunya. Selamat berjuang untuk hidup dalam kaca mata Tuhan. Tuhan memampukan saudara.Amin. (CH)