Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? dst...dst...” (Bilangan 21: 5-6). Itulah ungkapan kemarahan umat Israel terhadap Musa karena mereka sudah bosan dengan manna, air dan daging burung puyuh. Mereka menuntut lebih dari apa yang sudah dianugerahkan Tuhan. Namun kemudian umat Israel sadar dan menyesal setelah Allah menghukum mereka dan mereka memohon ampun, dan Allah mengampuni. Itulah naluri alami manusia yang selalu ingin lebih, lebih & lebih lagi, sehingga kita lupa untuk “bersyukur atas anugerah yang telah Tuhan berikan”. Kasih karunia Allah melalui Anak Tunggal-Nya yang diutus untuk turun kedunia, adalah bukti nyata betapa besar kasih Allah akan dunia ini. Kita yang dahulu seharusnya mati binasa karena dosa dan pelanggaran kita (nafsu kedagingan dan pikiran jahat), telah diselamatkan melalui Kristus (Efesus 2: 1-10). Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga IA mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3: 16). Itulah anugerah kasih Allah yang menghidupkan yang harus selalu kita imani & syukuri. Amin. (SRT) |