Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. (Yesaya 55: 11). Firman Tuhan diibaratkan seperti hujan dan salju yang turun dari langit, yang tidak akan kembali lagi ketempat asalnya dengan sia-sia, karena akan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan .....dst.....dst.

Dan hal tersebut kembali ditegaskan melalui Mazmur 65. Firman Tuhan yang ditabur kepada kita melalui ibadah minggu, ibadah keluarga, atau melalui berbagai media dan cara, apakah dapat kita terima dengan baik dan merasuk dalam hati sanubari kita, sehingga berpengaruh positif terhadap perilaku kita atau biasa-biasa saja atau bahkan yang terjadi malahan yang sebaliknya ???

Benih/firman Tuhan yang ditaburkan tadi, apakah jatuh ditempat yang sebagaimana digambarkan oleh Tuhan Yesus melalui Matius 13 : 4-8, yaitu: 1. Dipinggir jalan, 2. Ditanah yang berbatu-batu, 3. Ditengah semak duri, ataukah 4. Ditanah yang baik;

Empat tempat diatas merupakan gambaran dari diri kita masing-masing, tinggal bagaimana kita selaku orang yang beriman akan memposisikan diri kita.

Tentunya kita sebagai manusia berdosa yang telah ditebus oleh Yesus, mengundang Roh Allah agar berkenan hadir dan bersemayam dalam hati kita, sehingga kita mampu memposisikan diri kita sebagai tanah yang baik. Maka setiap benih yang ditabur dalam diri kita akan hidup, bertumbuh dan berbuah berlipat ganda. Amin. (SRT)