Cara pandang kita sebagai manusia sering kali berbeda dengan cara pandang Allah. Begitupun cara pandang murid - murid Tuhan Yesus, walaupun mereka selalu bersama-sama dengan Yesus di dalam pelayananNya, tetapi mereka belum memiliki cara pandang yang sama dengan Yesus. Seperti kisah dalam Yohanes 6 : 1 - 21, ketika Yesus memandang orang banyak yang mengikutiNya, Yesus memikirkan juga kebutuhan jasmani mereka dan bertanya kepada Filipus : dimanakah kita akan membeli roti, supaya mereka dapat makan? Ternyata jawaban Filipus berbeda dengan cara pandang Yesus. Cara pandang Filipus adalah menghitung berapa uang yang dibutuhkan untuk memberi makan orang banyak, sedangkan Tuhan Yesus memandang dengan penuh belas kasihan. Pandangan Andreas juga berbeda dengan pandangan Yesus, Andreas memandang 5 roti dan 2 ekor ikan tidak ada artinya bagi orang banyak, tetapi Yesus mampu mengubahnya sehingga dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Demikian pula ketika pada malam hari sewaktu Yesus dan para murid di dalam perahu, angin kencang bertiup dan laut bergelora, para murid menjadi sangat ketakutan, padahal Yesus ada bersama-sama dengan mereka, mereka tidak yakin Yesus mampu meredakan angin kencang itu. Seperti halnya di dalam Efesus 3, Paulus berdoa agar umat memiliki cara pandang Allah serta memahami betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus. Marilah teladani cara pandang Kristus dalam melihat persoalan hidup, sebab Dialah yang mampu melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan dan pikirkan. ( DS ). |