Pangan, diantaranya Roti merupakan makanan utama dalam kehidupan manusia, dan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk melanjutkan kehidupan. Untuk memperolehnya, manusia melakukan pekerjaan dalam berbagai jenis dan cara, agar jaminan kebutuhannya mencukupi dalam waktu singkat atau terus menerus, bahkan telah mempertaruhkan sepenuh hidupnya tergantung pada roti yang bersifat jasmani namun tidak abadi. Banyak orang berbondong-bondong mengikuti Yesus, karena mereka melihat mujizat penyembuhan yang diadakan Yesus terhadap orang sakit, dan selanjutnya juga mengalami mujizat yang dilakukan Yesus dengan memberkati 5 roti dan 2 ikan, untuk memberi makan sebanyak 5 ribu orang. Mujizat-mujizat tersebut, telah semakin memotivasi umat Israel untuk mencari dan menemukan Yesus, namun arah hati mereka pada makanan jasmani saja, bukan pada Allah sebagai sumber kehidupan dan jaminan hidup yang kekal. Mengetahui motivasi yang salah tersebut, Yesus meluruskan arah hati umatNya agar bukan bekerja untuk makanan yang dapat binasa, melainan untuk untuk makanan yang bertahan pada hidup yang kekal (ayat 27), dan melakukan pekerjaan yang dikehendaki Allah. Melakukan pekerjaan yang dikehendaki Allah yaitu harus percaya kepada DIA yang telah diutus Allah (ayat 29), Kita sebagai umat yang percaya kepada Yesus sebagai Juruslamat, hendaknya tidak mengikuti kebiasaan hidup duniawi yang menggantungkan hidupnya pada roti yang dapat binasa, melainkan berusaha untuk memiliki hati yang terarah pada kepada Roti Hidup yang kekal yaitu Tuhan Yesus Kristus. Orang yang memiliki hati yang terarah kepada Tuhan Yesus sebagai juru slamat, berarti menempatkan hidupnya tergantung sepenuhnya pada kehendak Tuhan dan tujuan hidupnya untuk memuliakan Tuhan, serta firman Tuhan sebagai kebutuhan utama diatas kebutuhan jasmani yang juga diperlukan untuk menunjang kehidupan di dunia ini. Mengarahkan hati kepada Yesus sebagai Roti Hidup yang kekal, bermakna adanya ikatan hati yang kuat dengan Tuhan, dan bersedia untuk diproses dan diubah serta diperbaharui sehingga memiliki karakter yang selalu rendah hati, lemah lembut, sabar, saling membantu, memelihara kesatuan roh oleh ikatan damai sejahtera, satu tubuh dan satu roh (Efesus 4 ayat 2-4). Hati yang telah diperbaharui oleh Yesus sebagai Roti Hidup yang kekal, sangat dibutuhkan dalam masyarakat dalam masa pandemi saat ini. Hati yang penuh kasih, hendaknya juga dipersembahkan kepada Tuhan dengan tindakan proaktif bersama sesama untuk meningkatkan kualitas persekutuan, kesaksian dan pelayanan di gereja serta di lingkungan masyarakat. Marilah kita, senantiasa berusaha mengarahkan hati kita kepada Roti Hidup yang kekal, dan bersedia diproses oleh firman Tuhan agar kehidupan kita semakin berguna bagi Tuhan dan sesama dalam situasi apapun, termasuk dalam pandemi saat ini. (EK) |