GKI Jatimurni

Renungan [23]

ALLAH SANG PENYABAR
23/07/2017
Yesaya 44 : 6 - 8
Mazmur 86 : 11 - 17
Roma 8 : 12- 25
Matius 13 : 24 – 30, 36 - 43

Orang Kristen adalah kelompok religius paling dianiaya di dunia. Siaran televisi asal AS, CNN, melaporkan pada 17 Januari 2016 bahwa penganiayaan orang Kristen mengalami rekor tinggi pada tahun 2015. Dalam sejarah modern, ini penganiayaan paling keras bagi orang Kristen, mirip pembersihan etnik. Suatu laporan lain mengatakan satu orang Kristen dibunuh setiap enam menit pada tahun 2016. Orang Kristen dianiaya atau dibunuh karena mereka dipandang sebagai orang kafir yang tidak saleh, tidak rohani, dan tidak benar.

Tanggapan orang Kristen? Kita hendaknya menunjukkan kesabaran Tuhan kepada para penganiaya dan pembunuh itu. Kata kesabaran, penyabar, dan sabar mengacu pada ketenangan hati, ketahanan menghadapi cobaan, dan penguasaan diri. Kesabaran Tuhan dan Allah Sang Penyabar memiliki makna yang melebihi inti arti umum tadi.

Perumpamaan Tuhan Yesus tentang lalang di antara gandum dan penjelasannya memperjelas makna tentang kesabaran Tuhan. Lewat perumpamaan ini, Yesus menekankan bahwa kejahatan hendaknya dihadapi umat-Nya dengan kesabaran. Orang berbuat jahat karena mereka barangkali khilaf. Tugas pengikut Yesus adalah berdoa supaya Tuhan mengubah hati, pikiran, dan hidupnya. Ternyata, Tuhan yang berhak menghakimi penjahat itu berlimpah dengan kasih setia sehingga Ia menyatakan pengampunan kepada setiap pendosa yang memohon kepada-Nya.

Makna tentang kesabaran Tuhan, tentang Allah Sang Penyabar tersirat dalam kelimpahan kasih setia-Nya dan pengampunan yang diberikan-Nya. Kesabaran Tuhan terhadap umat-Nya hendaknya menjadi teladan bagi kita. Yesus secara aktif melawan cobaan iblis tanpa melakukan kejahatan. Secara aktif melawan kejahatan tanpa melakukan kejahatan hendaknya kita tunjukkan lewat doa supaya pelaku kejahatan menyadari kesalahannya dan bertobat.

Dengan menempuh langkah ini, kita mewujudkan cita-cita Yesus tentang Kerajaan Allah. Kita hendaknya meneladani kesabaran Allah. Kita hendaknya memahami dan menghadapi sisi jahat realitas kehidupan dengan hidup dalam kesabaran dengan, misalnya, melakukan kebaikan. Ini kesaksian kita tentang kesabaran yang berasal dari Allah sang Penyabar di tengah dunia. (CA)

CA
Sonny W Adi
22/07/2017 21.49.39