Seorang utusan mempunyai tanggung jawab besar, antara lain menyampaikan berita dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya kepada siapa dia diutus. Tentunya, pengutus pun sudah mengukur kapasitas orang yang akan diutus dan seberapa berat tugas yang diberikan. Biasanya, seorang utusan akan dibekali pengetahuan tentang tugas tersebut dan sudah dipersiapkan dengan baik. Bahkan kalau bisa, seorang utusan adalah orang yang benar-benar dikenal dan bisa dipercaya. Dalam Filipi 1:3- 11 dijelaskan bagaimana bersyukurnya Paulus. Ia sadar, di tengah kelemahan yang ada pada dirinya, ia diberi peneguhan melalui jemaat di Filipi. Jemaat itu melakukan perbuatan-perbuatan baik dan mendukung pengutusannya. Kita saat ini juga sedang diutus di tengah kerapuhan dunia sambil menanti kedatangan-Nya kembali. Saat ini dunia dalam keprihatinan. Wabah Covid-19 berdampak sangat besar. Banyak anak-anak kehilangan orangtua, orangtua kehilangan pekerjaan, kesedihan, kemarahan, semua bercampur aduk dalam dunia saat ini. Kita diutus Tuhan ke dalam semua ini. Maukah kita peduli? Dimulai dari keluarga, teman, lingkungan, mari kita bersyukur dengan kesehatan kita, pekerjaan kita. Kita diutus ke dunia ini bukan untuk bertahan hidup dan abai akan kondisi dunia, tetapi kita diutus untuk berkarya dan menjadi penolong bagi sesama dan dunia di mana kita berada. (LDN) |