Melihat realita kehidupan kita semua tahu, seseorang dipanggil untuk melaksanakan suatu pekerjaan di dunia sekuler, maka tidak perlu berpikir dua kali untuk meresponsnya. Apalagi jika bidang pekerjaan tersebut menjanjikan suatu hari esok yang baik dan cerah atau menguntungkan secara moril dan materil, pasti tidak menunggu dipanggil, malah dikejarnya sampai dapat. Menjadi pekerja pelayan di bidang gerejawi misalnya sebagai aktivis pengurus, penatua, ataupun relawan, tentu sangat berbeda. Contoh-contoh di Alkitab amat jelas membuktikan seperti halnya pengalaman panggilan pelayanan nabi Yesaya dalam bacaan hari ini. Suatu proses batiniah yang sangat spiritual, Yesaya merasa ketidaklayakan dirinya: “Celaka aku! Aku binasa! Aku ini seorang yang najis bibir dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir!” (Yesaya 6:5) Tetapi mengapa dia terpilih dan dipanggil sebagai nabi Allah? Kita melihat campur tangan Allah, sehingga Yesaya pun tidak menolak melainkan menjawab: “Ini aku utuslah aku !” Demikian halnya dengan panggilan terhadap para murid Tuhan Yesus yang tercatat dalam Lukas 5:1-11 yang menceritakan para nelayan di danau Tiberias yaitu Simon Petrus, Yakobus, dan Yohanes yang spontan memenuhi panggilan Tuhan Yesus. Ini tergambar dalam kisah kitab Lukas. Suasana batin mereka merespons peristiwa dahsyat yang dialami saat itu. Mereka yang sebelumnya gagal menangkap ikan, tetapi dengan menaati perintah Tuhan Yesus: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkan jalamu untuk menangkap ikan”(Lukas 5:4) dan karena ketaatan ini, mereka sangat berhasil dalam pekerjaan mereka sebagai nelayan. Simon Petrus tersungkur melihat peristiwa itu dan berkata “Aku ini seorang berdosa”, namun Tuhan Yesus tetap memilih mereka menjadi murid-muridnya dengan berkata: “Jangan takut mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia”. Mereka dipanggil dan tidak menolak. Kitapun dapat membaca perjalanan Paulus ketika dipanggil menjadi murid Tuhan Yesus. Paulus merupakan orang yang paling hina dari semua rasul karena sebelumnya menganiaya jemaat Allah. Setelah itu, ia menjadi rasul yang sangat luar biasa dalam pelayanannya. Bukan hanya ditengah-tengah bangsanya Israel, namun sampai ke ujung-ujung bumi. Surat-surat Paulus menjadi penuntun bagi umat Tuhan sampai hari ini. Kisah-kisah dalam kitab Injil dan kitab para nabi ini bagi kita masih akan diberitakan terus dan berulang-ulang. Apakah dampaknya dan respons kita? Sudahkah kita mendengar dan menghayatinya dan menjawab panggilan Tuhan? Pekerjaan pelayanan masih banyak. Tempatnya pun beragam: di gereja, di tengah jemaat, di dalam keluarga, dan masyarakat umum. Menjelang hari Maranatha, kedatangan Tuhan Yesus nanti, kita masih punya banyak pekerjaan pelayanan penting yang belum selesai karena pekerjanya kurang. Tuhan Yesus menolong kita. |