Berlaku baik, sopan, dan peduli, adalah beberapa sikap yang digunakan untuk menggambarkan tentang keramahan. Tidak dipungkiri, setiap orang pun senang menerima perlakuan ramah dari orang lain. Bahkan, orang-orang yang berperilaku ramah, pada umumnya akan memberi kesan pada orang lain yang dijumpainya.

“Keramahan yang Menggembalakan” menjadi tema yang kita renungkan di minggu Paskah ke-3 ini. Wujud keramahan yang dimaksud adalah peristiwa inkarnasi Allah dalam Kristus Yesus sebagai solidaritas-Nya bagi umat manusia. Bagaimana karya penebusan Kristus, dalam wafat dan kebangkitan-Nya adalah puncak keramahan Allah yang lembut dan menggembalakan.

Keramahan yang dimaksud senantiasa nyata dalam cinta kasih-Nya yang melampaui segala sesuatu. Keramahan-Nya juga dapat dirasakan dalam kehadiran-Nya dalam setiap detik perjalanan umat manusia. Demikian pula kisah di dalam Yohanes 21:1-19, yang dialami oleh murid-murid, di mana Kristus hadir dalam kegiatan sesehari mereka. Di tengah ketiadaan hasil yang dialami oleh murid-murid dalam menangkap ikan, Kristus menuntun mereka (sebagai fungsi gembala) untuk memperoleh hasil. Sekali lagi, Kristus hadir untuk mengarahkan “jalan” yang harus mereka tempuh, demi hasil yang baik. Bagaimana dengan kita? Sebagai murid Kristus, kita perlu menyadari keramahan Allah sebagai anugerah yang hadir dalam segala peristiwa di kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, kita juga belajar untuk menyatakan keramahan Allah bagi sesama, dengan mau  hadir bagi orang lain untuk menuntun mereka kepada “rumput hijau” yang Allah sediakan. [CH]