GKI Jatimurni

Renungan [269]

ROH KEBENARAN, ROH PEMERSATU
05/06/2022
Kejadian 11 : 1 - 9
Mazmur 104 : 24 - 35
Kisah Para Rasul 2 : 1 - 21
Yohanes 14 : 8 - 17

Dalam kitab Kejadian 11: 1 – 9

Keinginan untuk mendirikan menara tinggi dalam sebuah kota bertujuan supaya mereka mendapat nama untuk dikenang dan tidak terserak ke seluruh bumi, mereka ingin tetap bersama dan termasyur diantara manusia hingga generasi yang akan datang. Kemasyuran itu sebagai tujuan untuk hidup dan mereka memegahkan diri bahkan menggeser kemegahan nama Allah dalam hidup mereka.

Tujuan hidup mereka ternyata memunculkan kemarahan Allah. Melalui bahasa yang beraneka ragam Allah mengacaubalaukan manusia itu, sehingga tidak bisa saling mengerti dan memahami sesama mereka. Peristiwa ini memperlihatkan bahwa apapun bisa Allah gunakan supaya manusia mengerti dan tunduk hanya pada kehendak Allah, bukan pada kehendak sendiri atau kehendak manusia lainnya. Bahasa dapat digunakan menjadi pemersatu, tetapi juga bisa menjadi pemecah antar manusia.

Dalam Kisah Para Rasul 2: 1 – 21

Makna hari Pentakosta merupakan sebuah perayaan yang diselenggarakan di hari ke-50 setelah Paskah. Ini merupakan perayaan ucapan syukur setelah menerima hasil panen. Pentakosta juga perayaan penting bagi umat Yahudi sejak dalam Perjanjian Lama. Pada perayaan Pentakosta murid-murid yang berkumpul mendengar bunyi gemuruh dari langit dan menampakkan lidah-lidah seperti nyala api. Peristiwa ini menunjukkan kehadiran Allah di tengah murid-murid-Nya. Roh Kudus itu yang hadir pun memenuhi mereka,  sehingga mampu berkata-kata dalam bahasa orang lain. Melalui peristiwa ini, Allah menggunakan bahasa untuk menyatukan murid-murid dengan oranglain.

Yohanes 14: 8 – 17 Menjelaskan;

Ketidak-pahaman Filipus terhadap keberadaan Bapa, menunjukkan bahwa seberapa lama kebersamaan para murid dengan Yesus tidak menjadi jaminan akan pengenalan yang benar tentang pribadi Yesus. Tuhan Yesus menyatakan kepada Filipus bahwa melihat Tuhan Yesus sama dengan melihat Bapa, itu bukan pribadi yang berbeda. Di saat Tuhan Yesus berjanji untuk tetap memberikan pertolongan dalam wujud kehadiran Roh Kudus agar murid-murid senantiasa mampu meneruskan misi Cinta Kasih Allah.

Tuhan Yesus pun mengingatkan bahwa hal percaya kepada-Nya itu tidak bisa dilepaskan dari hal melakukan kehendak-Nya. Siapapun yang mengatakan percaya kepada Dia, maka mereka juga harus melakukan apa yang Dia kehendaki. Demikian juga jika seseorang menyatakan mengasihi Allah, maka dia juga harus mewujudkannya dalam melakukan kehendak Allah.

Melalui firman-Nya kita melihat bahwa karya Allah dalam Roh-Nya memberi daya untuk menghidupkan dan memelihara sebagaimana yang diungkapkan oleh pemazmur dalam Mazmur 104 :24 – 35.

Firman Allah senantiasa mengingatkan umat bahwa Roh-Nya sebagai sumber kebenaran dan Pemersatu. Marilah kita menyadari bahwa Allah senantiasa menghendaki persatuan ketimbang perpisahan atau perpecahan. [DSS]

DSS
Sonny W Adi
06/06/2022 09.14.12