Saat pandemi, banyak di antara kita yang merasa takut. Takut akan kematian, takut akan kehilangan pekerjaan akibat seluruh kegiatan ekonomi dilarang, dan takut kehilangan kehidupan sosial. Rasa ketakutan yang berlebihan itu justru membuat kehidupan menjadi semakin tidak nyaman untuk dijalani. Kita menjadi gelisah. Takut akan masa depan. Ketakutan akan banyak hal membuat kita semakin menjauh akan keberadaan Tuhan.

Dalam Lukas 8:26-39, kita mendapatkan sebuah contoh nyata betapa Yesus hadir bagi mereka yang sedang merasa sakit dan tidak berdaya. Di dalam bacaan tersebut, ada seorang yang mengalami gangguan jiwa sehingga kehidupan lahir dan batinnya menjadi menderita. Secara fisik, ia sakit. Secara sosial, ia pun dijauhi oleh masyarakat sekitar. Di tengah ketidakberdayaannya, Yesus mau hadir untuk menyembuhkan walau pada awalnya justru sang pesakitan menolak upaya penyembuhan itu.

Pesan dari Lukas 8:26-39 ini sangat jelas, yaitu bahwa Tuhan hadir untuk kebaikan walau kita tidak mengetahui bahwa kita sedang membutuhkan pertolongan. Kita sering merasa sakit dan tidak berdaya namun kita takut untuk diberikan pengobatan. Mungkin hal itu terjadi karena kita takut proses pengobatan akan membuat kita tidak nyaman tanpa mengetahui bahwa hasil pengobatan justru akan memperbaiki seluruh kehidupan kita.

Di tengah ketidakberdayaan kita sebagai manusia, di dalam penolakan kita akan datangnya pertolongan, Kristus justru menghadirkan dirinya untuk terus membawa kebaikan pada kehidupan kita. Maukah kita membuka hati? (PWP)