GKI Jatimurni

Renungan [276]

TUHAN AJARLAH KAMI BERDOA
24/07/2022
Kejadian 18 : 20 - 32
Mazmur 138
Kolose 2 : 6 - 15
Lukas 11 : 1 - 13

Doa adalah salah satu bentuk komunikasi antara manusia dan Tuhan Sang Pencipta.  Saat kita berdoa, kita menundukkan hati, memusatkan pikiran, dan berserah penuh serta memohon belas kasih Tuhan.

Dalam kitab Kejadian 18:32, dicatat bahwa Abraham berdoa syafaat kepada Tuhan, yang menunjukkan hubungan yang sangat dekat secara pribadi dengan Tuhan sehingga Abraham berani menawar  rencana Tuhan untuk memohon agar tidak murka dan memusnahkan Sodom dan Gomora apabila didapati ada 10 orang benar.  Kehidupan doa juga dicatat dalam Mazmur 138:3, pemazmur berdoa dengan berseru kepada Tuhan, dan yakin Tuhan menjawab doanya dan menambah kekuatan bagi jiwanya. Dalam Kolose 2:6, Rasul Paulus meminta agar jemaat yang telah menerima Kristus Yesus hendaknya hidup tetap di dalam Kristus. Artinya harus taat atas ajaran Kristus, di antaranya kehidupan Kristus yang senantiasa memelihara komunikasi dan persekutuan dengan Allah Bapa melalui  doa. Dari nats tersebut, kita petik pelajaran bahwa berdoa dapat dilakukan secara pribadi atau kelompok persekutuan.

Dalam Lukas 11:1 - 13 para murid memohon kepada Tuhan Yesus mengajar mereka berdoa, yang berbeda dengan doa-doa yang mereka peroleh atau lakukan sebelumnya atau doa yang sudah biasa diajarkan oleh Ahli Taurat, Farisi dan juga Yohanes Pembaptis. 

Tuhan Yesus mengabulkan permohonan para murid dan mengajarkan doa yang dikenal dengan doa Bapa Kami. Dalam doa tersebut memuat beberapa pokok penting, yaitu:

  1. Bapa dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu. Pernyataan ini menunjukkan pengakuan bahwa nama Tuhan itu kudus, dan hubungan-Nya  dekat dengan umat-Nya. Datanglah kerajaan-Mu, merupakan ungkapan agar terwujud kehendak dan rancangan Tuhan dalam kehidupan umat-Nya.
  2. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya. Berisi kesediaan untuk mempercayakan hidup setiap waktu ke tangan Tuhan, dan percaya bahwa Tuhanlah yang sanggup memelihara kehidupan.
  3. Dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Mengajarkan agar hidup manusia tidak egois, hanya ingin diampuni Tuhan, namun tidak mau mengampuni dosa orang lain. Mengampuni dosa orang lain lebih dahulu, merupakan salah satu karakter pengikut Tuhan yang taat.
  4. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tentu saja bukan Tuhan Allah yang mencobai, melainkan iblis. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa memang Tuhan dapat membawa manusia ke dalam pencobaan dan dicobai iblis. Namun, melalui momen ini manusia diingatkan akan kelemahannya dan ketergantungannya kepada Tuhan.

Berdasarkan uraian di atas, kita mendapat pelajaran bahwa doa bukanlah sekadar rumusan kata dan ucapan indah yang panjang dan bukan juga sekadar ritual; pelengkap ibadah yang dinaikkan sebagai bagian dari kewajiban agama. Doa seharusnya menjadi sebuah perjumpaan yang sebenarnya, sangat dibutuhkan manusia untuk hidup. Hidup dalam perkenan Tuhan, percaya pada perkenan-Nya, akan menyadarkan kita tentang Tuhan yang adalah Bapa yang dekat dalam hidup kita.

Oleh karena itu, marilah kita menerapkan ajaran Tuhan Yesus dalam kehidupan doa pribadi atau umat untuk senantiasa menguduskan nama Tuhan dalam kata dan perbuatan, memelihara hubungan yang erat dengan Allah sebagaimana eratnya hubungan Bapa dengan Anak, menyerahkan kehidupan dalam rancana dan kehendak-Nya, siap sedia lebih dahulu mengampuni kesalahan orang lain, menyadari kelemahan dan selalu bergantung kepada Tuhan, serta percaya penuh akan pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari (EK).

EK
Sonny W Adi
23/07/2022 11.12.22