GKI Jatimurni

Renungan [283]

PERTOBATAN DIRI MEMBAWA SUKACITA DI SORGA
11/09/2022
Keluaran 32 : 7 - 14
Mazmur 51 : 1 - 10
1 Timotius 1 : 12 - 17
Lukas 15 : 1 - 10

Pernahkah kita  kehilangan sesuatu yang sangat kita sayangi? Sesuatu yang untuk mendapatkannya susah dan perlu waktu? Pastilah kita sedih dan akan berusaha sekuat tenaga bisa menemukannya kembali. Sama seperti perumpamaan domba yang hilang dalam Lukas 15: 1-10. Tampak, bagaimana sikap dan perasaan seorang gembala ketika kehilangan seekor domba di antara 100 yang ia miliki. Sang gembala rela meninggalkan dombanya demi menemukan yang terhilang.

Gembala dan domba menggambarkan hubungan Allah dengan manusia. Allah hadir menjaga dan menyertai kita. Begitu juga sebaliknya. Manusia sebagai umat ciptaan Tuhan harus melekat dan memiliki hubungan yang erat dengan-Nya.

Persoalan dan kerasnya tantangan hidup seringkali membuat manusia jatuh dan lemah. Persoalan, tekanan ekonomi, atau kegagalan dalam satu hal, kerap membuat kita mempertanyakan kasih dan kehadiran Tuhan.

Peran dan kasih Allah seolah-olah hilang hanya karena mengalami suatu peristiwa yang tidak baik. Seperti kisah bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir. Alih-alih mengucap syukur karena penyertaan-Nya, mereka justru berpaling dan tidak sabar menunggu Musa turun dari gunung, bahkan mendesak Harun untuk membuat “allah” dalam wujud anak lembu emas tuangan (Keluaran 32: 7-14).

Semestinya bangsa Israel mengucap syukur bebas dari perbudakan yang mereka alami dari bangsa Mesir. Sebab, semua itu hanya anugerah Tuhan dan lebih sabar mengikuti arahan-Nya melalui Musa dalam perjalanan menuju tanah perjanjian yang Tuhan sediakan. 

Saat ini, kita diperhadapkan tatanan dan kebiasaan dunia baru, ditambah keadaan ekonomi yang sulit akibat pandemi. Kemungkinan kita terjatuh dan menjauh dari Allah selalu ada. Jika suatu saat kita terjatuh dan jauh dari-Nya, Allah sang gembala akan mencari dan menemukan kita kembali. Allah akan selalu menyertai, menjaga, dan memperlengkapi perjalanan hidup kita dengan kasih dan kuasa-Nya. Pertobatan yang sungguh-sungguh akan menyenangkan hati Tuhan dan kita akan merasakan sukacita besar berada dalam naungan kasih-Nya. (HRM)

HRM
Sonny W Adi
11/09/2022 12.13.53