Hari Minggu ini, gereja merayakan Minggu Kristus Raja. Yaitu Minggu yang merupakan puncak dan penutupan tahun liturgi. Satu tahun liturgi akan ditutup dengan pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Raja. Setelah Minggu Kristus Raja, selanjutnya gereja akan memasuki tahun liturgi yang baru, yaitu dengan memasuki Minggu-Minggu Adven dan kemudian merayakan peristiwa Natal/Kelahiran Yesus Kristus Sang Raja. Melalui bacaan pertama minggu ini (Yeremia 23 : 1-6), Allah yang kita sembah, bukanlah Allah yang melupakan dan meninggalkan kita. Allah yang kita sembah adalah Allah yang selalu mencari dan mengumpulkan kita. Di ayat 3 menegaskan hal itu, Ia sendiri akan “mengumpulkan sisa-sisa … dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka” serta mengangkat gembala-gembala yang menggembalakan mereka dengan sepantasnya, yaitu para raja, imam, dan nabi. Hal ini terlihat, para raja atau imam atau nabi pada jaman nabi Yeremia diberi kuasa oleh Tuhan untuk menggembalakan rakyatnya. Mari kita bandingkan dengan bacaan Injil Lukas 23 : 33-43. Sebutan Yesus sebagai Raja seperti hanya olok-olok semata, sebab Yesus yang adalah Raja itu ternyata justru berakhir dengan tragis. Yesus disalibkan bersama dua penjahat dan diperlakukan sebagai seorang pemberontak dan juga terhitung di antara mereka, malah yang terburuk. Hal ini sengaja dibuat untuk menghinakan Yesus di hadapan massa dan menempatkan Dia sederajad dengan para perampok (ayat 33). Yesus sang Raja tidak menuruti tantangan banyak orang yang ingin melihat bahwa Dia Raja yang Perkasa dan digdaya, yang sanggup turun dari salib dan membuktikan bahwa Ia Raja yang besar. Justru kebesaran Yesus ditunjukkan bukan dengan memamerkan keperkasaan-Nya atau kedigdayaan-Nya. Kebesaran Yesus sebagai Raja yang menyelamatkan ditunjukkan dengan ucapan pengampunan dan kasih kepada orang-orang yang telah berbuat jahat kepada-Nya. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat,” Yesus berdoa memohon pengampunan untuk orang-orang yang melakukan hukuman matiNya. Lalu bagaimana dengan kita saat ini? Mari kita terus bersyukur atas berkat dan kasih Allah. Allah yang dalam Tuhan Yesus Kristus sang Raja telah menjadi Gembala di atas segala “para gembala.” Kebesaran dan Keperkasaan-Nya diberikan kepada seluruh dunia dalam pendamaian, pengampunan, dan keselamatan. (HRN) |