GKI Jatimurni

Renungan [306]

DENGARKANLAH DIA
19/02/2023
Keluaran 24 : 12 - 18
Mazmur 2
2 Petrus 1 : 16 - 21
Matius 17 : 1 - 9

Lalu Yesus berubah rupa didepan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya putih bersinar seperti terang” (Matius 17:1-2). Peristiwa Transfigurasi Yesus terjadi di sebuah gunung tinggi setelah Yesus memberitahukan tentang penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya kepada murid-murid-Nya. Matius 17:1 menuliskan: “Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka, Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja”. Secara harfiah dan sederhana, kata transfigurasi berarti perubahan bentuk atau rupa atau penampilan yang berkaitan dengan keagungan dan kemuliaan. Peristiwa transfigurasi ini merujuk kepada peristiwa pertemuan Yesus, Musa, dan Elia. Yesus dimuliakan dengan disaksikan murid-murid-Nya, yang merupakan kelanjutan penegasan dari peristiwa Yesus dibaptis (“Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan … Dengarkanlah ”Dia” serta penegasan akan penderitaan yang akan dialami-Nya dalam rangka mewujudkan karya keselamatan Allah bagi manusia dan dunia. Sekaligus merupakan penegasan identitas Yesus sebagai Anak Allah yang menjalani misi Allah sebagai penggenapan hukum Taurat dan nubuatan para Nabi yang diwakili kehadiran Musa dan Elia.

Sungguh luar biasa besar penyertaan serta kasih Allah pada umat manusia yang terus berkelanjutan. Hal tersebut nampak jelas dalam pelibatan tokoh-tokoh para nabi masa lalu dan para murid saat itu sebagai sebuah kesatuan antarwaktu yang utuh yang hadir dalam peristiwa Transfigurasi Yesus ini. Dalam kitab Ulangan 18 :18 Musa telah menubuatkan, “Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini, Aku akan menaruh Firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya”, lalu dalam kitab Maleakhi 4:5 “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang kedatangan hari TUHAN yang besar dan dasyat itu”. {Tentang nabi Elia yang adalah Yohanes Pembaptis, Tuhan Yesus mengatakan “ dan – jika kamu mau menerimanya- ialah Elia yang akan datang itu” (Matius 11:14) selanjutnya murid-murid Yesus menjadi mengerti (Matius 17:13)}.

Murid-murid Yesus tersebut bukan sebagai penonton melainkan sebagai pemeran utama dan yang menjadi pusat perhatian. Yesus membawa murid-murid-Nya yang perlu dibawa ke suatu tempat untuk diperhadapkan ke hadirat Allah. “Di situ mereka sendiri saja”. Lalu dipertegaskan dengan pernyataan Allah “ …. Dengarkanlah Dia”. Pernyataan yang bukan ditujukan pada Musa dan Elia, tapi tentu saja ditujukan kepada ketiga murid Yesus.

Murid-murid Yesus sungguh mau mendengarkan Yesus, walaupun ketika turun gunung Yesus berpesan agar para murid-murid-Nya untuk tidak menceritakan penglihatan tersebut pada seorangpun, sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati (Matius 17:9). Larangan tersebut disampaikan karena saat itu para murid belum cukup matang untuk berbicara dan menyaksikan kemuliaan Yesus. Mereka baru akan dapat mengerti dan memahami makna Transfigurasi Yesus ketika mereka telah menyaksikan penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus.

Bagaimana dengan kita yang saat ini masih diberikan kesempatan hidup para jemaat GKI Jatimurni, sudahkah kita mampu untuk mendengar suara Tuhan dan mau melaksanakan Firman-Nya dalam realitas kehidupan yang tidak selamanya sesuai ekspektasinya? Dengarkanlah DIA !(LCS)

LCS
25/02/2023 11.35.20