Cerita perjalanan ke Emaus ini memperlihatkan kepada kita ada perasaan putus asa atau “frustasi” pada kedua murid Tuhan Yesus ini, karena tokoh atau guru yang menjadi panutan mereka mati, Ada perasaan gagal dan tidak ada gunanya untuk tetap tinggal di Yerusalem, sehingga memutuskan untuk pulang kampung saja. Mereka tidak percaya segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi, bahwa pada akhirnya Anak Manusia akan bangkit pada hari ketiga setelah kematian-Nya. Kehadiran Tuhan Yesus bersama mereka dalam perjalanan tersebut, bertujuan untuk menyadarkan mereka kembali dari kebodohan yang mereka lakukan. Disini tergambar dengan jelas sisi negative dalam kisah perjalanan ke Emaus yaitu kedua murid ini tidak memahami dengan benar firman yang telah di sampaikan oleh para nabi, merasa gagal dan tidak berguna sehingga meninggalkan persekutuan bersama murid-murid yang lain di-Yerusalem dan dalam kisah selanjutnya ada sisi positif yang perlu kita garis bawahi dimana dalam keputusasaan tersebut mereka masih ingin menceritakan semua persoalan yang mereka rasakan dan mengundang Tuhan tinggal bersama mereka dan akhirnya Tuhan mengubah semua perasaan putusasa tersebut menjadi kelegaan atau hati yang berkobar-kobar karena sukacita dan segera kembali ke Yerusalem untuk melanjutkan rencana Tuhan. Cerita diatas ini merupakan keadaan yang seringkali kita hadapi saat di mana kita merasa sendiri. Tuhan seperti tidak ada atau jauh, mungkin suatu cobaan yang berat menggagalkan semua rencana kita, membuat kita kehilangan arah dan tujuan hidup. Ingatlah tanpa kita sadari Tuhan selalu hadir disamping kita dan kita tetap mendapat perhatian penuh dari-Nya maka ceritakankan seluruh persoalan yang kita rasakan dan undang Tuhan Yesus untuk tinggal bersama kita Kebangkitan Yesus adalah kemenangan bukan hanya untuk Tuhan saja, tetapi juga untuk kita orang - orang percaya kepada-Nya. Karena Yesus menang atas maut, maka kita pun pasti bisa menang atas masalah-masalah kita. Oleh sebab itu, jangan pernah lari dari gereja atau persekutuan ketika kita mengalami persoalan yang tidak menyenangkan. sebab, kita pasti mampu keluar dari persoalan apapun itu. (SWA) | 
