GKI Jatimurni

Renungan [317]

HIDUP SEBAGAI ANAK TUHAN
07/05/2023
Kisah Para Rasul 7 : 55 - 60
Mazmur 31 : 2 – 6, 16 - 17
1 Petrus 2 : 2 - 10
Yohanes 14 : 1 – 14

Dyang sering kita kenal dengan sebutan pelayanan. Namun, apakah kita mengerti, apa tujuan kita alam suatu organisasi atau komunitas gereja, kita biasa mengambil bagian dalam suatu kegiatan, dalam melakukan pelayanan? apakah kita sudah mengenali siapa kita dihadapan Allah? Apakah kita sudah jauh lebih penting dihadapan Allah daripada apa yang kita lakukan dalam pelayanan kita kepada Allah?

Sebagian besar dari kita sering kali terjebak dalam makna sebuah pelayanan. Sebagian besar dari kita juga sering lupa tujuan utama dalam pelayanan, bahkan terkadang kita terjebak dengan ke-akuan kita untuk menunjukan kehebatan kita dan apa yang bisa kita lakukan hanya untuk mendapatkan pengakuan dan dianggap ada. Terkadang kita lupa untuk apa kita melayani dan kenapa?

Kita sibuk mencari perkenanan Allah dalam pelayanan kita, dengan pembuktian bahwa banyak hal yang telah kita lakukan untuk Allah tanpa mengingat apa yang Allah telah lakukan bagi kita dalam kehidupan kita.

Kita lupa bahwa ini adalah hal yang keliru, dan kita harus menyadari terlebih dahulu, bahwa apa yang dilakukan setiap orang bagi Allah belum tentu akan sama. Ada orang yang dipakai Allah untuk sebuah pekerjaan besar, dengan talenta yang begitu luar biasa, tapi ada juga yang kapasitasnya kecil. Namun kita bersyukur, bahwa identitas kita tidak ditentukan dengan apa yang kita lakukan bagi Allah, tapi ditentukan oleh apa yang dilakukan Allah melalui Kristus bagi kita. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya dalam minggu paskah ke-5 ini, menjadi penentu siapa kita dihadapan-Nya.

Kita seringkali membiarkan diri kita ditentukan oleh apa yang kita lakukan, oleh pelayanan kita, oleh perbuatan - perbuatan kita. Ini keliru, tidak heran ada beberapa pelayan Tuhan, yang melakukan pelayanannya untuk sebuah eksistensi diri. Tidak sedikit pula para pelayan Tuhan yang kelihatannya menjadi pelayan Tuhan tapi belum sepenuhnya menjadi anak Tuhan. Mengapa? Karena mereka belum sepenuhnya mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Meskipun beberapa dari kita mengaku pelayan Tuhan, namun kehidupan keluarganya dan lingkungan sosialnya bermasalah. Bahkan, waktunya habis hanya untuk sibuk melayani Tuhan, namun sebenarnya kita melayani diri kita sendiri, sehingga pelayanan tidak menjadi berkat.

Dalam masa paskah ke-5 ini, kita diajak melihat pengorbanan Kristus di kayu salib. untuk menentukan siapa kita dihadapan Allah. Sebagaimana murid-murid yang terus diajak untuk memahami dan percaya akan karya penyelamatan Allah. Sebelum mereka dipakai untuk melakukan pekerjaan besar bersama Allah. 

Demikian juga kita, Tuhan mau kita menjadi anak Tuhan dan pengikut-Nya yang mau taat dan merealisasikan diri dengan Bapanya dan mengenal Bapanya secara utuh. Ketika Allah mau bekerja melalu kita, maka Allah harus bekerja di dalam kita. Karena mereka yang dipakai Tuhan melalui dirinya belum tentu telah mengalami Tuhan bekerja terlebih dahulu dalam dirinya, dan hal ini menjadi sangatlah penting untuk disadari dan dirasakan oleh setiap kita.

Banyak pengikut Tuhan seperti Tomas dan Filipus, megaku sebagai murid Tuhan dengan berkata "ya Tuhan bekerjalah melalui aku", namun mereka lupa bahwa selain bekerja melalui aku, mereka haruslah juga berkata "Tuhan, pakailah aku" dengan tujuan Tuhan bekerja di dalam diri mereka, karena mereka tidak menyadari pekerjaan Tuhan dalam hidup mereka terlebih dahulu. Sehingga Yesus menjawab "Tidak percayakah engkau, bahwa aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?" entah bagaimana perasaan Yesus pada saati tu, sehingga Dia harus mengatakan "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, namun engkau tidak mengenal Aku?". "Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku".

Perjumpaan pribadi dengan Allah harusnya terjadi sebelum pelayanan bagi Allah. Dalam 1 Petrus 2:2-10, Petrus mengajarkan bahwa perjumpaan dengan Tuhan digambarkan seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan (ayat 2). Dan mampu mengecap kebaikan Tuhan (ayat 3) serta mampu mengerjakan karya Tuhan di tengah dunia, untuk persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah (ayat 5).

Dalam Yohanes 14 :12 "Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaanpekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada  itu." Seperti yang disampaikan dalam 1 Petrus 2:9 "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatanperbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib." Menyadarkan kita kalau kita ini adalah anak-anak-Nya yang dikasihi dan yang mengasihi Bapa. Jangan sampai kita mengaku menjadi pelayan Tuhan tapi tidak menjadi anak Tuhan, karena belum mengalami perjumapaan dengan Tuhan secara pribadi.

Marilah kita merenungkan, apakah kita telah mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan menjadi anak-anak Tuhan? seperti Stefanus, seorang martir Allah. Kita dapat melihat bahwa Allah terlebih dahulu bekerja di dalam dirinya sebelum pekerjaan yang dilakukan melalui dia bagi Allah. Stefanus menyadari apa yang dilakukannya dan apa yang diterimanya. Bahkan dalam pengadilan sekalipun dia tetap dapat melihat kemuliaan Allah (ayat 55-56) dia berdoa "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku dan janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka." Perjumpaan Yesus dengan Stefanus memampukan dia melakukan pekerjaan Allah yang lebih besar. Begitu juga dengan kita, jika kita mau dan sudah mengalami perjumpaan dengan Allah. [HN].

HN
07/05/2023 20.18.32