GKI Jatimurni

Renungan [319]

DOA : “KARANTINA” BAGI JIWA
21/05/2023
Kisah Para Rasul 1 : 6 - 14
Mazmur 68 : 2 – 11, 3
1 Petrus 4 : 12 -14, 5 : 6 – 11
Yohanes 17 : 1 – 11

Jika ditanya Apakah hari besar agama kristen yang terpanjang dan terlama? Pastilah kita akan menjawabnya:  “Paskah” Dimulai dari Rabu Abu, Pra-Paskah, Kamis Putih, Jumát Agung, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus dan Pentakosta. Minggu ini kita memasuki masa akhir dari rangkaian masa raya Paskah yaitu pekan Pra-Pentakosta atau Pekan Doa Novena.

Setelah kejadian dramatis menyedihkan dan menakutkan yang dialami, para murid merasakan kegelisahan, kekhawatiran bahkan ketakutan akan peristiwa yang lebih mengerikan yang mungkin dan bisa terjadi sepeninggal Yesus. Mereka juga menjadi tidak sabar dalam menunggu janji Allah yang telah diucapkan. Rasa tidak nyaman mendorong mereka mempertanyakan rencana Tuhan atas diri dan bangsa Israel (Kis 1:6). Yesus menjawab pertanyaan para murid seperti tertulis di Kis 1: 7 & 8a (“Kamu tidak perlu mengetahui masa dan waktu yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun keatas kamu”). Para murid akhirnya sadar dan mengikuti perintah Yesus, mereka bertekun, bersehati, berkumpul melakukan doa bersama untuk mempersiapkan diri akan turunnya Roh Kudus seperti yang dijanjikan Allah. Para murid dengan kesadaran penuh melakukan perintah Yesus dengan melakukan hal itu (berdoa) yang bisa mereka lakukan dalam masa penantian.

Penantian janji Allah yang dialami para murid pada saat Yesus akan naik ke Surga merupakan masa dimana segala sesuatu menjadi tidak nyaman. Kata “penantian” berpadu dengan ketidakpastian. Baik ketidakpastiaan akan jawaban ataupun lamanya waktu penantian. Seringkali rasa khawatir, gelisah bahkan ketakutan mendera. Saat kehidupan menyajikan pilihan-pilihan yang sulit, misteri kehidupan yang tidak kita ketahui mendorong rasa penasaran akan masa depan. Kita perlu menarik diri dan membuat seolah-olah masuk dalam karantina jiwa. Berhenti sejenak, merenungkan dan mengingat kembali apa yang telah Yesus lakukan demi kita—umatNya, sama halnya seperti yang telah para murid lakukan pada saat menantikan turunnya roh kudus.

Yesus juga melakukan hal yang sama yaitu Berdoa. Dalam Yohanes 17 : 1 – 11 diceritakan bagaimana Yesus berdoa untuk kita umat manusia yang masih tinggal di bumi sementara dia harus naik ke Surga. Dia tahu bahwa sebagai manusia kita penuh dengan keterbatasan. Namun, Roh kudus turun atas kita, yang akan memampukan manusia untuk hidup seturut dengan kehendak Allah. Memaksa untuk sadar bertekun dalam doa, mengalahkan segala kekhawatiran, kegelisahan bahkan ketakutan. Ketekunan berdoa akan meningkatkan kesadaran diri bahwa roh kudus selalu ada bersama-sama dengan kita. Selalu mengingatkan dan memberikan kekuatan dalam menjalani kehidupan ini (1 Petrus 5 : 6 – 11). Mari kita bersama-sama menjadikan doa sebagai bagian penting dalam kehidupan. Tuhan memampukan kita. Amin (HRM)

HRM
22/05/2023 07.55.03