Salam sejahtera bagi kita semua, Shalom. Bapak ibu dan Saudara terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, hari ini kita ada di dalam perenungan Firman Tuhan dengan tema yang sangat menarik yaitu “Menghidupi Allah yang Berkarya”. Tema ini memiliki arti yang sangat mendalam ketika kita secara pribadi mau merenungkannya. Katakanlah kita berangkat dari sebuah pemahaman kehidupan kita yang selayaknya harus mengucap syukur kepada Tuhan setiap saat dan seharusnya berdampak kepada sesama, karena Tuhan begitu baik bagi kita. Masing-masing orang tentunya mengalami “perjumpaan” dengan Tuhan dalam situasi yang berbeda-beda. Ada yang lewat sebuah peristiwa penting dalam hidupnya yang membuat dia berhasil atau sukses, maka ia boleh hidup dalam rasa syukur kepada Tuhan dan membuatnya mengenal lebih jauh dan lebih akrab kepada Tuhan. Namun, ada juga orang yang mungkin dalam peristiwa keterpurukannya ia boleh mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan bergaul akrab serta hidup setia dalam firman-Nya. Itulah mengapa setiap orang pasti memiliki pengalaman pribadi mengalami perjumpaan dan mengenal Allah dalam peristiwa atau situasi yang berbeda-beda. Namun selanjutnya, yang menjadi pertanyaan adalah, “Apakah dengan mengalami perjumpaan saja atau dengan mengenal Allah saja, maka itu sudah cukup bagi kehidupan seorang kristen?” Mari kita merenungkannya… Dalam bacaan kita, pada Matius 11:17 dikatakan demikian: “kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung”. Dari ayat ini kita boleh menemukan karakter orang, bahwa ketika situasi di sekelilingnya menuntut dia untuk bersikap atau melakukan sesuatu dalam kondisi tersebut, namun karena tidak ada kepekaannya terhadap situasi di sekelilingnya itu sehingga yang dilakukannya adalah sesuatu yang bertolak belakang. Digambarkan bahwa ketika mendengarkan suara seruling seharusnya kita menari, bersukacita dan ketika mendengarkan kidung duka maka selayaknya kita turut berkabung bersama dengan setiap orang di sekeliling kita. Apa yang digambarkan dalam ayat firman ini mengajarkan kepada kita bahwa ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan bergaul akrab dengan-Nya maka seharusnya kehidupan kita adalah yang mencerminkan firman-Nya serta berdampak kepada orang-orang di sekeliling kita. Namun bila yang terjadi adalah yang sebaliknya maka sesungguhnya kehidupan kita adalah sia-sia dan tidak bermakna bagi sesama. Cobalah kita merefleksikan situasi berikut ini, dalam setahun terakhir berapa kali kita hadir dalam ibadah minggu? Berapa kali menyatakan pengakuan dosa? Berapa kali menyatakan pengakuan iman percaya? Melalui hal tersebut apakah kehidupan kita mengalami perubahan kepada sebuah keakraban dengan Tuhan? Lebih bergaul erat dengan Tuhan dan bersungguh-sungguh melakukan firman-Nya? Allah lewat karya-Nya telah menebus segala dosa kita melalui pengurbanan Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus, sehingga diharapkan kita boleh menjadi saksi-Nya untuk menyatakan karya Allah tersebut di sepanjang kehidupan kita, bahwa dosa kita telah ditebus dan selanjutnya kehidupan kita adalah yang selalu mengucap syukur, mengasihi Allah, mengasihi sesama, dan itu harus kita nyatakan sebagai wujud dari kesaksian kita kepada dunia ini. Menghidupi Allah yang berkarya bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi marilah kita meyakini bahwa dengan hubungan pribadi yang erat dengan-Nya, dengan ketekunan, kita dapat mengalami bagaimana Allah bekerja dalam hidup kita dan melalui hidup kita. Marilah menjadi saksi kasih dan kuasa-Nya bagi orang-orang di sekeliling kita, bersyukurlah atas kasih dan anugerah-Nya setiap hari, menyatakan kasih Allah dengan sepenuh hatimu. Dalam karya Allah, kita boleh menemukan sukacita dan kedamaian yang melimpah serta menjadi berkat bagi banyak orang. Melalui tema kita hari ini “Menghidupi Allah Yang Berkarya”, kita perlu mengingat bahwa mengenal Allah saja itu tidak cukup, bergaul erat dengan Allah saja tidak cukup. Tetapi marilah kita kemudian menjadi saksi-Nya di tengah-tengah dunia ini dengan melakukan firman kebenaran-Nya sebagai wujud dari menghidupi karya Allah. Tuhan memberkati kita semua (BJS). |