GKI Jatimurni

Renungan [327]

KERAJAAN ALLAH DALAM HAL KECIL
30/07/2023
1 Raja- raja 3 : 5 - 12
Mazmur 119 : 129 -136
Roma 8 : 26 - 39
Matius 13 : 31 – 33, 44 - 52

Kerajaan Allah dalam hal kecil. Bukankah kita selalu berpikir bahwa gambaran kita akan sebuah kerajaan itu selalu menampilkan hal-hal yang besar dan spektakuler? Kita selalu mendengar dari calon-calon pemimpin saat masa kampanyenya seperti saat ini, rencana-rencana besar yang akan dikerjakan. Bahkan, mereka melakukan kunjungan-kunjungan ke orang-orang berpengaruh untuk meminta nasihat atau petunjuk. Lalu bagaimana dengan Kerajaan Allah? Tema renungan minggu ini, kita diajak belajar seperti apa yang dilakukan Raja Salomo di dalam 1 Raja-Raja 3 Ayat 5 – 12. Firman Tuhan di dalam Ayat 5 : "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." Allah yang bersemayam di surga turun ke bumi untuk memenuhi permohonan seorang manusia.

Menurut pemahaman manusia, pada waktu itu Salomo bisa meminta apa saja. Namun, Salomo meminta kepada Tuhan untuk diberikan hati yang penuh hikmat dan pengertian, dapat membedakan yang baik dan yang jahat, serta bisa menjadi hakim atas umat Israel. Sebuah permintaan yang sederhana (kecil), tapi berkat/anugerahnya luar biasa.

Kita juga bisa belajar dari Pemazmur, di dalam Kitab Mazmur 119:129 – 136, Pemazmur mengajarkan kepada kita bahwa Firman Tuhan sungguh menakjubkan, sebab menyingkapkan segala sesuatu, menampakkan jalan kebenaran, dan melingkupi manusia dengan damai-Nya. Firman-Nya memberi petunjuk dan pengertian bagi manusia yang memiliki keterbatasan dalam memahami segala sesuatu (130). Anugerah-Nya terwujud melalui firman-Nya yang menghadirkan relasi, bimbingan, didikan, penyelamatan, dan juga berkat. Pemazmur menyadari bahwa manusia tidak bisa mengandalkan kekuatan diri sendiri untuk menjaga relasi dengan Tuhan, mengalahkan dosa, serta menaati firman-Nya.

Di Roma 8:26-39 Roh Allah juga menolong kita dalam kelemahan kita. Karena sebenarnya kita tidak tahu apa yang perlu kita doakan, tetapi Roh-Nya sendiri berdoa untuk kita dan menyampaikan permohonan kita kepada Allah dengan seruan yang penuh perasaan dan dengan cara yang tidak bisa dijelaskan oleh bahasa manusia. Allah tahu isi hati semua orang. Dia juga tahu sedalam-dalamnya permohonan yang disampaikan oleh Roh-Nya ketika Roh itu menaikkan doa bagi kita, umat yang sudah disucikan Allah. Allah bekerja mengatur semuanya itu untuk menghasilkan kebaikan bagi kita yang mengasihi-Nya. Sebab, kita adalah orang-orang yang sudah Dia pilih sesuai dengan rencana-Nya. Karena Allah mengenal dan mengasihi kita sejak semula. Dia pun sudah menetapkan agar kita menjadi serupa dengan Anak-Nya, dan supaya Yesus menjadi Anak sulung di antara banyak saudara-saudara. Karena kita sudah dipilih Allah dan Dialah yang sudah melakukan hal-hal yang luar biasa sehingga kita dibenarkan di hadapan-Nya.

Di dalam Injil Matius 13 : 31-33 Tuhan Yesus menyampaikan perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi, kata-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya ... seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu sebanyak empat puluh liter sampai mengembang seluruhnya." Di kalangan Yahudi, biji sesawi banyak dipakai sebagai istilah untuk menggambarkan sesuatu yang kecil. Kontras antara kecilnya benih dan begitu besarnya pohon di kemudian hari merupakan hal yang ingin ditekankan Yesus melalui perumpamaan biji sesawi ini. Perumpamaan tentang ragi juga menggambarkan jumlah ragi yang sedikit namun memiliki potensi untuk membuat adonan mengembang. Demikian juga dengan perumpamaan-perumpamaan lainnya (Matius 13 : 44-52), yang semua itu merupakan gambaran Kerajaan Allah yang dinyatakan melalui kehadiran dan pelayanan Yesus. Semula dianggap sepele dan diragukan oleh para pemimpin Yahudi, karena Yesus tampil bukan sebagai seorang raja yang berkuasa.

Pernahkah kita mendengar atau membaca cerita tentang Bapak Don Richardson? Beliau adalah seorang misionaris Kristen dari Kanada, bersama istrinya Carol Soderstrom yang seorang perawat, melakukan tugas pelayanan di suku Sawi, salah satu suku pedalaman di Irian (Orang Sawi terkenal sebagai suku kanibal dan pemburu kepala). Beliau menceritakan bahwa hidup di antara penduduk tersebut pada waktu itu bukannya hal yang mudah, berarti terisolasi dari dunia modern, menghadapi bahaya penyakit malaria, disenteri, dan hepatitis, selain juga bahaya kekerasan, karena suku itu suka berperang. Karena tidak tahan melihat pertumpahan darah, keluarga Richardson bermaksud untuk meninggalkan daerah itu. Selama ini Pak Don sudah membantu penduduk memperbaiki cara hidup mereka dengan teknologi modern dan Carol istrinya merawat orangorang sakit serta balita sehingga tingkat kematian menurun dengan drastis, mutu kesehatan mereka meningkat. Selain itu keluarga ini juga mengajar orang-orang membaca dan menulis. Untuk menahan agar keluarga Richardson tidak pergi, orang-orang Sawi dari sukusuku yang berperang memutuskan rapat bersama dan berdamai di antara orang-orang yang saling membenci itu. Upacara pendamaian itu dilakukan dengan cara menukarkan seorang bayi di antara dua suku. Bayi itu diantarkan oleh pemimpin suku ke desa musuhnya dan memberikan anak itu untuk dibesarkan di suku musuh itu. Selama "anak pendamaian" itu hidup, maka kedua suku itu hidup dalam damai, dan tidak akan berperang satu sama lain. Melihat hal itu, Richardson menulis: "(menurut orang Sawi) jika seorang laki-laki mau memberikan anaknya sendiri kepada musuhnya, maka orang itu dapat dipercaya!" Dari gambaran yang unik ini tampaklah analogi atas pengorbanan Allah dengan memberikan Anak-Nya Yang Tunggal ke dunia ini untuk memperdamaikan. Orang Sawi mulai memahami pengajaran tentang Kristus yang menjelma ke dalam dunia menurut Injil setelah Richardson menjelaskan perihal kasih Allah dengan cara ini.

Melalui renungan ini kita juga bisa belajar dari pengalaman dan perjuangan Pak Don Richardson yang mau memberikan hidupnya bersama Tuhan, yang mau memaknai dan menghidupi “Kerajaan Allah dalam hal kecil” di suku Sawi. Bagaimana dengan kita? Maukah kita belajar seperti tokoh-tokoh di dalam bacaan dan renungan ini? Mungkin kita bisa memulainya dari orang-orang terdekat dan keluarga kita. Tuhan Yesus memberkati. (HRN).

HRN
02/08/2023 09.58.41