Kita semua patut bersyukur dalam usia 35 Tahun, tepatnya pada 26 Agustus 1988 yang lalu tercapai kesepakatan penyatuan GKI dengan penekanan kepada hakikat gereja sebagi persekutuan yang misioner. Setelah penyatuan ini disepakati, manfaat apa yang dapat GKI berikan atau apa yang dapat diperoleh masyarakat Indonesia? Jika ini direnungkan, ada tanggung jawab yang begitu besar yang harus dapat secara bersama-sama dikerjakan untuk mewujudkan apa yang menjadi rencana Tuhan. Contoh sederhana, dalam Gerakan kemanusiaan yang selama ini dikerjakan untuk menolong anak-anak Tuhan yang sedang terpuruk karena kesulitan ekonomi, kemiskinan, dan bencana alam di mana itu hanya berupa riak kecil pada luasnya lautan kesulitan yang ada. Di sini kita dapat menyadari untuk dapat melakukan semua pekerjaan yang sulit ini, kita perlu menentukan langkah apa yang harus diambil K Warta Jemaat 2 dengan berharap kepada Allah melalui Tuhan Yesus Kristus yang terus menyertai dan berkarya di tengah-tengah kita. Dalam bacaan Injil kita hari ini, Matius 16:13-20 kita dapat mempelajari bagaimana Tuhan Yesus perlu mendapat masukan, apa pendapat orang banyak tentang diri-Nya dengan tujuan untuk dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya apa yang harus dikerjakan. Ada yang berpendapat Tuhan Yesus sebagai Yohanes mungkin karena Yohanes dianggap sangat Tegas dan Lugas untuk menyatakan salah sebagai yang salah tanpa pandang bulu. Ada yang berpendapat Tuhan Yesus sebagai Elia karena Elia dianggap sebagai nabi besar dengan banyak mukjizat yang diperbuat seperti Tuhan Yesus juga membuat banyak mukjizat. Pendapat berikutnya mengatakan, Tuhan Yesus sama dengan Yeremia karena Yeremia tidak berusaha menyenangkan orang dalam pembuangan dengan nubuat palsu. Semua pendapat di atas ini mewakili pendapat orang banyak pada saat itu, tetapi Simon Petrus menyatakan pendapat bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias anak Allah yang hidup, dan ungkapan ini ditanggapi langsung oleh Tuhan Yesus demikian “ Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu melaikan Bapa-Ku yang di sorga”, yang berarti Allah sendiri yang mengungkapkan pernyataan ini kepada Simon Petrus, Allah berkenan menggunakan Simon Petrus untuk mendirikan jemaat-Nya yang mula-mula dengan hikmat yang berasal dari Allah. Dalam bacaan kedua Roma 12:1-8 ada nasihat Paulus untuk jemaat di Roma agar senantiasa meletakkan Kristus sebagai pusat kehidupan berjemaat. Sebab sejatinya setiap anggota jemaat telah diperlengkapi oleh Allah dan kemudian ditugaskan bersama-sama untuk mewujud karya dan rencana besar Allah, berarti Allah memberikan kepercayaan dan kuasa kepada umat-Nya yang berdiri sebagai sebuah jemaat untuk menjadi mitra Allah. Kita sadari bahwa kehadiran dan keterlibatan Allah sangat penting untuk melakukan setiap pekerjaan pelayanan di setiap gereja, Tuhan yang akan membimbing dan memperlengkapi anggota jemaat yang aktif dan bersedia menjadi mitra Allah. (SWA) |