GKI Jatimurni

Renungan [338]

DAMAI SEJAHTERA YANG MELAMPAUI SEGALA AKAL
15/10/2023
Filipi 4 : 1 – 9

Saat artikel ini ditulis, berita perang antara Israel dan Palestina sedang panas-panasnya sesuai dengan temperatur udara di Bekasi. Semua stasiun televisi baik lokal ataupun internasional tak putus-putusnya menyiarkan kondisi terkini di kedua negara tersebut. Begitu juga dengan media sosial, semua orang tiba-tiba menjadi politikus kelas internasional, ahli perang, bahkan pemegang kunci pintu surga.

Isi berita di atas kurang lebih sama dengan apa yang terjadi dengan Jemaat  di Filipi. Pada saat itu jemaat Filipi dianiaya oleh Romawi dan ditekan oleh orang-orang Yahudi yang belum percaya pada Tuhan. Umat Filipi hidup dalam berbagai tantangan, baik secara internal dan eksternal. Ditambah lagi perseteruan antara Euodia dan Sintikhe. Ada banyak hal yang dapat membuat mereka mengeluh dan bersungut-sungut.  Namun, Rasul Paulus yang pada saat itu berada di penjara Roma tetap menyemangati untuk dapat mempertahankan iman kepada Allah.

Ada pribahasa dalam Bahasa Belanda, ‘t probleme komt nooit alleen” yang artinya “masalah tak pernah datang sendirian”. Sama dengan kehidupan keluarga Kristen pada saat ini, banyak dipenuhi masalah, mulai dari permasalahan anak-anak, finansial, pendidikan, pasangan hidup, sakit-penyakit.  Lebih parah lagi, pengalaman di keluarga penulis, dalam satu bulan merasakan 3 kali kedukaan.  Tapi apakah kita akan bersungut-sungut, marah dengan keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan kita?

Nasihat Rasul Paulus untuk Jemaat di Filipi saat itu masih sangat relevan dengan semua permasalahan dalam rumah tangga umat Kristiani saat ini. Pada ayatnya yang pertama, nasihat Rasul Paulus adalah  kita diajak untuk berdiri teguh dalam Tuhan, karena Tuhan akan memberikan kekuatan dan pertolongan bagi orang-orang yang berserah kepada-Nya. Kedua, kita diminta untuk sehati dan sepikir dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Kita diminta untuk berpikir dengan cara pandang Kristus yang mengedepankan perdamaian untuk menciptakan keharmonisan.  Kita dapat membangun kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, juga bersama-sama dengan keluarga. Saling terbuka di antara anggota keluarga dapat menjadi jalan keluar menuju pemulihan dan pertobatan.  Ketiga, kita dinasihati untuk selalu bersukacita di dalam Tuhan. Sukacita sejati dapat dialami ketika kita terus berfokus pada Tuhan yang senantiasa hadir bagi kita. Semakin kita merenungkan kasih Tuhan, semakin kita dapat bersyukur karena kasih Tuhan jauh melampaui kesulitan yang kita alami. Keempat, kita diminta untuk tidak khawatir. Kita dapat membawa segala sesuatu kepada Allah di dalam doa. Percayakan dan serahkan hidup pada Tuhan sebab Ialah yang memegang kendali atas kehidupan kita. Hidup tanpa rasa kuatir diawali dengan pandangan yang benar tentang siapa Tuhan bagi kita.

Jika kita sebagai rumah tangga Kristiani yang hidup di jaman modern ini mampu menjalankan  empat nasihat yang telah disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi, maka “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:7) dapat kita rasakan di dalam hidup kita. Damai sejahtera Allah dapat kita rasakan ketika kita mau membuka diri untuk menyambut kehadiran Allah yang berkenan menyatakan kuasa-Nya melampaui segala kemustahilan dan ketidakmungkinan yang ada, sehingga memberikan keberanian, keyakinan, dan ketenangan untuk menghadapi pergumulan-pergumulan yang hadir. Jika kita telah mengalami damai sejahtera dari Allah hendaklah kita bersama-sama  dengan anggota keluarga kita berprilaku sesuai dengan kebenaran firman Allah. 

Keluarga yang dipenuhi dengan damai sejahtera Allah melakukan kebiasaan-kebiasaan  yang melibatkan Allah dalam setiap gerak langkah. Agar setiap anggota keluarga mengalami damai sejahtera Allah, maka mari bangun kebiasan baik seperti  rutin berdoa dan bersaat teduh bersama keluarga sebagai wujud dari kehidupan iman yang berdiri teguh dalam Tuhan. Miliki momen setiap hari untuk saling sharing hal-hal yang dihadapi oleh masing-masing anggota keluarga, termasuk jika ada kesulitan yang terjadi. Hal ini dapat membangun keterbukaan dan keintiman dalam keluarga, sehingga keluarga dapat lebih sehati sepikir.  Jadikanlah  rumah sebagai tempat yang dirindukan untuk selalu pulang karena ada penerimaan, penguatan dan dukungan, juga penyerahan diri pada Allah sehingga damai sejahtera Allah dapat dirasakan.   Karena itu, rindukah kita untuk mengalami damai sejahtera dari Allah? Datanglah pada Dia, hiduplah dalam kebenaran firman-Nya, dan bangunlah kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga yang sesuai dengan kehendak Allah. Tuhan memberkati kita. Amin. (NJT)

NJT
16/10/2023 10.21.33