GKI Jatimurni

Renungan [342]

MENJADI DOMBA DARI KRISTUS SANG RAJA
26/11/2023
Yehezkiel 34 : 11 – 16, 20 - 24
Mazmur 95 : 1 – 7a
Efesus 1 : 15 - 23
Matius 25 : 31 - 46

Di dalam tahun liturgi gereja, kebaktian minggu ini dimaknai sebagai Minggu Kristus Raja. Secara liturgis, Minggu Kristus Raja menjadi penutup dari seluruh lingkaran tahun liturgi dan akan dimulainya awal tahun liturgi dengan memasuki masa Adven.

Pada tahun ini kita merayakan Minggu Kristus Raja dalam perspektif Injil Tahun A. Di minggu ini kita merefleksikan makna kedatangan-Nya sebagai Raja, tetapi sekaligus berperan sebagai Hakim. Dalam Matius 25 : 31 – 46 digambarkan bahwa semua bangsa akan dikumpulkan dan dipisahkan seorang dengan yang lain, seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Melalui metafora ini sejatinya umat diajak untuk merefleksikan diri sebagai domba-domba (bukan kambing!) yang dimiliki Sang Gembala. Mengapa domba? Karena domba-lah yang akan memperoleh berkat dan menerima Kerajaan yang telah disediakan oleh Allah! (Menyenangkan bukan!). Namun, apakah kita sudah berlaku seperti apa yang Raja harapkan? Jangan-jangan kita justru berlaku seperti kambing! Mari memeriksa diri, apakah kita telah menjadi domba Kristus?

Apakah kita memiliki sikap peduli? Di tengah dunia yang justru mempertontonkan pementingan diri sendiri, sebagai domba kita diajak memiliki kepedulian pada yang lemah dan membutuhkan pertolongan (ay.35-36). Selanjutnya, apakah sebagai domba kita juga memiliki hati yang tulus? Ketidakpahaman akan maksud Sang Raja (ay.37-39) merupakan sebuah gambaran ketulusan hati. Di tengah fenomena dunia yang memperlihatkan bahwa tindakan kepedulian pada orang lain hanya didasari sikap transaksional (mengharapkan ‘sesuatu’ sebagai imbalan), sebagai domba-domba Kristus, kita diajar bersikap sebaliknya yaitu mampu memiliki hati yang tulus dalam melakukan segala sesuatu. Dengan demikian, kita menjadi domba-domba yang berkenan dihadapan-Nya. [CH]  

CH
Sonny W Adi
04/12/2023 09.48.11