GKI Jatimurni

Renungan [345]

KAMI TERUS BERJAGA JAGA
17/12/2023
Yesaya 61 : 1 - 4, 8 – 11
Mazmur 126
1 Tesalonika 5 ; 16 - 24
1 Tesalonika 5 ; 16 - 24

Minggu ini kita memasuki Adven ketiga, juga disebut sebagai minggu Gaudete (Bahasa Latin yang berarti suka cita). Suka cita berarti suka hati; girang hati; kegirangan. Dalam kehidupan sehari-hari, sukacita dapat dimaknai sebagai suatu kebahagiaan mendalam yang kita rasakan sewaktu kita mendapatkan atau mengharapkan sesuatu yang baik. Lilin yang dinyalakan di minggu Advent ketiga berwarna merah muda melambangkan suka cita yang masih belum penuh, karena masih dalam masa penantian.

Dalam masa Adven ketiga ini, kita diajak bersukacita, atas beberapa alasan, antara lain: Pertama, Bersukacita karena beberapa hari lagi kita akan merayakan hari raya Natal, hari yang dtunggu semua umat Kristen. Kedua, Berjaga-jaga karena tidak lama lagi, tapi pasti, Tuhan Yesus akan datang kembali pada akhir zaman. KedatanganNya yang kedua, bukan dalam wujud bayi melainkan dalam wujud Allah Sang Raja Surga.

Memaknai alasan yang pertama, Bersukacita mengingatrayakan hari Natal, dalam minggu adven ketiga, kita belajar dari Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan kedatangan Tuhan, dan menyerukan agar umat Yahudi mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Namun terdapat sejumlah orang Yahudi tidak menyukai yang Yohanes lakukan, hal itu tidak membuat Yohanes berhenti dalam melakukan tugas dan panggilannya. Mengapa? Sebab Yohanes mengetahui bahwa Mesias ini bukan lagi akan datang seperti yang telah dinubuatkan para Nabi, tetapi sungguh sudah datang. Ketika banyak pertanyaan orang Yahudi kepada Yohanes terkait otoritasnya menyerukan pertobatan, baptisan, dan identitas pribadinya: apakah ia Mesias?, Elia? atau nabi-nabi lainnya?, Yohanes menjawab bahwa ia bukan Mesias, tetapi “Suara yang berseru-seru agar umat Tuhan meluruskan hati yang bengkok, bertobat dan dibaptis sehingga bersih menyambut Mesias”.

Bagaimana sikap dan tindakan umat Tuhan, agar semakin siap dalam menyambut hari Natal? Jawabannya adalah terus setia, aktif dan produktif dalam sukacita melakukan kehendak Allah dalam diri, keluarga, persekutuan dan masyarakat.  Apa yang dikehendaki Allah dalam diri kita? Sebagaimana surat Rasul Paulus memberikan nasihat kepada jemaat Korintus agar “Bersukacitalah senantiasa, Tetaplah berdoa, Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendai Allah dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tes 5: 16-18).

Sebagai umat Tuhan yang telah mendapat keselamatan, janganlah kita pada masa Adven ini, membiarkan hati kita dalam kondisi kemarahan, kekecewaan, pertikaian, hati bimbang, takut, putus asa apabila mengalami banyak masalah, penderitaan, atau merasa doa belum dijawab Tuhan, tetapi mengupayakan hati yang gembira. Kekristenan yang sempurna dapat terbentuk apabila kita mampu menciptakan suasana dan hati yang tetap gembira dalam Tuhan, sekalipun masalah yang dihadapi belum berakhir. Masalah akan selalu ada, namun demikian penyertaan Tuhan selalu memampukan kita menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Penyertaan Tuhan, dalam kehidupan bangsa Israel, dalam saat mengalami masalah pada masa pembuangan ditulis dalam kitab Nabi Yesaya 61 (1-4): “Roh Tuhan ALLAH ada padaku ,oleh karena TUHAN telah mengurapi Aku; Ia telah mengutus Aku untuk menyampaikan kabar baik  kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat  TUHAN… dst. 

Memaknai alasan yang kedua terkait Berjaga-jaga. Upaya untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan yang kedua kali dalam kehidupan kita saat ini, bukanlah pekerjaan yang mudah, ditengah kondisi pengaruh banyaknya masalah yang dialami dan tantangan yang dihadapi pada era digital saat ini dan masa yang akan datang serta penuh ketidakpastian. Berbagai pengaruh tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat menghambat pertumbuhan iman orang Kristen bahkan melupakan janji Tuhan yang berfirman bahwa Ia akan datang kembali menjemput orang-orang yang percaya kepadaNya dan setia melakukan firmanNya.  Upaya bijaksana yang harus dilakukan oleh umat Kristen dalam mempersiapkan kedatangan Tuhan yang kedua kali adalah sikap siap sedia dan berjaga-jaga sambil berdoa memohon kekuatan dari Allah, agar kita dapat luput dari segala pencobaan dan sambil terus mengalami kebaikan dari Allah. Dalam Lukas 21:36 tertulis: ”Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” Sikap berjaga-jaga bukanlah semata-mata sebagai tindakan untuk berjaga karena ada bahaya yang mengancam dan setelah bahaya itu hilang kita sudah tidak berjaga-jaga lagi. Sikap berjaga-jaga sesungguhnya harus terjadi terus-menerus dalam hidup kita meskipun ada berbagai halangan dan rintangan yang dihadapi, saat kita menantikan kedatangan Tuhan. Itulah berjaga-jaga yang sejati.

Berjaga-jaga tidak akan mencapai kepenuhan maknanya apabila tidak disertai dengan sebuah Tindakan nyata dan positif. Berjaga-jaga haruslah disertai dengan tindakan nyata dan positif tentunya juga harus menghasilkan buah-buah yang baik. Kegiatan rohani dan kegiatan belajar dan bertumbuh dalam penghayatan atas firman Tuhan merupakan tindakan berjaga-jaga yang dapat memelihara dan mengembangkan spritualitas hidup kita. Menjalin hubungan baik dan harmonis dengan orang lain merupakan sikap berjaga-jaga yang dapat menumbuhkan persaudaraan dan kekeluargaan. Peduli kepada orang-orang yang lapar, haus, orang asing, fakir miskin, orang sakit merupakan cerminan hidup pengikut Tuhan yang setia. Kita harus selalu ingat dan jangan melupakan sabda Yesus yang ditulis dalam Matius 25:34–36 pada penghakiman terakhir, apabila Yesus Kristus datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, makai Yesus akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya ..dst. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku”. Pada akhirnya karena kesetiaan dan ketaatan kita untuk berjaga-jaga, kita akan memperoleh berkat dan kebaikan Allah. Oleh karena itu, marilah kita terus berjaga-jaga selama hidup kita, baik dalam mengingatrayakan hari kelahiran Mesias pada hari Natal nanti, maupun dalam menantikan kedatanganNya yang kedua kali (EK).

EK
Sonny W Adi
10/01/2024 10.13.13