Kita memasuki minggu Advent ke IV yang menandakan kita sudah semakin dekat dengan kedatangan Kristus. Secara khusus pada minggu Advent IV ini kita merenungkan peristiwa yang melibatkan Maria untuk melahirkan Tuhan Yesus. Saat malaikat menjumpai Maria, ia sudah bertunangan dengan Yusuf. Dalam perjumpaan tersebut malaikat memberitakan kabar bahwa, Allah telah menyatakan kasih karuniaNya untuk memperkenankan Maria melahirkan Anak Allah yang Maha tinggi (Lukas 1:30-33). Dalam Alkitab diceritakan, Maria adalah Perempuan biasa yang tinggal di kota kecil Nazaret. Posisinya sebagai perempuan lemah tidak menghalanginya untuk mendapat kasih karunia dari Allah. Maria sadar akan posisinya sehingga ia mengatakan kepada malaikat : ”Bagaimana mungkin terjadi karena aku belum bersuami” (ayat 34). Seorang perempuan yang belum menikah dan kedapatan hamil maka itu akan dipandang sebagai perzinahan dan hukumnya adalah rajam. Tapi di sini kita melihat akan ketaatan, kesehatian, dan sepikiran antara Maria dan Tuhan Allah. Maria tahu konsekuensi mempunyai anak tanpa suami dan kita juga tidak bisa mengesampingkan peran Yusuf yang hidup taat akan perintah Allah dan turut mendukung Maria. Kita belajar dari Maria dan juga Yusuf yang mau menerima tugas dan pelayanan dari Tuhan dengan “pasrah.” Maksud kata pasrah di sini bukan hanya menerima dan diam terserah Tuhan, tapi pasrah yang di tunjukkan oleh keduanya adalah konsisten tetap taat dan turut serta dalam rencana Allah. Maria dan Yusuf bersama-sama menjadi bagian dari rancangan Allah sehati sepikir dengan Allah. Allah menunjukkan berkat-Nya bukan hanya untuk keluarga Maria dan Yusuf, tapi juga untuk seluruh umat manusia yang menerima Allah sebagi Juru Selamat. Sikap taat dan turut serta dalam rencana Allah bukan keagungan diri sendiri melainkan untuk kemuliaan Tuhan saja, dalam Roma 16 : 25-27 menyebutkan, “bagi Dia, satu satunya Allah yang bijaksana, melalui Yesus Kristus : segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin”(ayat 27), Selamat menyambut hari kelahiran Yesus Kristus. (Lnd) |