GKI Jatimurni

Renungan [351]

SPIRITUALITAS POLITIK
28/01/2024
Hakim – hakim 9 : 7 – 21
Mazmur 1 : 1 – 6
1 Petrus 2 : 11 – 17
Matius 22 : 15 - 22

Seperti yang kita ketahui, tahun 2024 dikenal sebagai tahun politik. Karena di tahun ini, kita sebagai rakyat diberikan kebebasan dalam menentukan pemimpin negara RI ini.

Namun persoalannya, bagaimana kita sebagai umat gereja dapat mendasari keterlibatan kita dalam event demokrasi tersebut?

Sudahkah kita memiliki pemahaman yang cukup untuk mendasari tahun politik ini dengan gerak kehidupan kita sebagai umat gereja?

Sudahkah kita memahami kehendak Allah dalam gerak hidup kita di tahun politik ini?

Tahun politik juga tidak asing dengan berbagai strategi yang penuh intrik dan tipu muslihat demi memiliki kekuasaan. Seperti yang digambarkan dalam injil Matius 22:15-22 menceritakan tentang kewajiban dan tujuan memberikan pajak pada pihak yang tepat. Dalam hal ini Yesus menegaskan, bahwa apa yang menjadi milik Kaisar sebaiknya dikembalikan kepada Kaisar. Dan apa yg menjadi milik Allah kepada Allah menjelaskan bahwa, Manusia dalam kesehariannya bekerja dan beraktifitas di wilayah sekuler (dunia) namun semua seharusnya didasarkan pada semangat yang menghadirkan gambar Allah di dunia ini. Mengembalikan kepada Allah, dalam hal ini berati umat mempersembahkan kepada Allah. Yang menjelaskan bahwa apapun yang menjadi aktifitas sekuler hendaknya dipersembahkan kembali untuk kemuliaan Allah.

Maka dengan demikian, seluruh aktifitas sekuler dan spiritual terserbut adalah bagian yang suci yang tak terpisahkan tanpa tipu muslihat demi memiliki kekuasaan dan sebaiknya dapat dipahami sebagai pengalaman yang murni bersama roh Allah dalam kehidupan sehari-hari. Tahun politik yang identik dengan situasi persaingan, penolakan, penerimaan mapun fitnah.

Seperti dikatakan dalam 1 Petrus 2:12, 3:16, 4:4 dan 4:14 menggambarkan kondisi kehidupan umat Kristen sebagai penerima surat ini. Mereka juga mengalami penderitaan kerena berbagai tindak kejahatan dan fitnah yang mereka terima atas diri mereka.

Namun kita sebagai umat Kristen sebaiknya memiliki cara hidup yang baik, yang juga dapat mewujudkan sikap hormat dan kepatuhan kepada semua lembaga yang terkait seperti Kaisar juga para gubernur. Karena kita telah memiliki landasan dari sikap tersebut, yaitu Yesus Kristus. Spiritualitas yang jernih dan sehat juga akan memampukan umat untuk menggunakan berbagai pertimbangan secara rasional. Sebab itu, kita sebagai umat Kristen haruslah dengan bijak memahami berbagai janji dalam kampanye dengan lebih rasional, agar kita tidak salah dalam menentukan pemimpin di neraga tercinta ini.

Sebagai umat Kristen, sebaiknya dapat hidup tertib dan menaati peraturan dengan mematuhi lembaga dan menjalankan kewajibannya sebagai warga yang baik, yakni turut serta dalam memilih dan mengikuti proses demokrasi pemilihan umum dengan baik dan bertanggung jawab, serta hormat tanpa rasa takut seperti yang dikehendaki Allah. Maka, pilihlah pemimpin yang sungguh-sungguh menjalakan tugas dengan bersih, adil dan benar. Maka semua itu akan menjadi dampak baik bagi generasi yang bermoral, memiliki budaya dan sosial yang dipulihkan. [HN]

HN
Sonny W Adi
05/02/2024 09.22.28