Hari ini, kita sebagai anggota persekutuan GKI Jatimurni merenung bersama atas ayat Alkitab Markus 1:29-39 yang memberikan gambaran indah tentang sentuhan kasih Allah. Dalam bacaan kita hari ini, kita melihat Yesus memasuki rumah Simon dan Andreas, menyembuhkan ibu mertua Simon yang demam, dan kemudian melayani banyak orang yang datang pada-Nya. Dalam momen-momen ini, kita menyaksikan sentuhan kasih Allah yang menggetarkan hati, menyembuhkan, dan memancarkan kehangatan ilahi. Pertama-tama, melalui pengalaman penyembuhan itu, kita dipanggil untuk merenung tentang kasih Allah yang mendalam. Yesus tak hanya memiliki kekuasaan menyembuhkan, tetapi juga kepedulian yang mendalam terhadap setiap penderitaan. Sentuhan-Nya bukan hanya sekadar penyembuhan fisik, melainkan juga penyembuhan hati dan jiwa. Kasih Allah membawa kedamaian yang melampaui pemahaman manusia, mengingatkan kita bahwa setiap sentuhan-Nya adalah ungkapan cinta yang tak terukur. Dalam ayat 35, kita melihat Yesus menyepi untuk berbicara dengan Bapa-Nya dalam doa. Sentuhan kasih Allah tidak terlepas dari komunikasi yang erat antara Anak dan Bapa. Bagi kita, ini menjadi panggilan untuk senantiasa mencari kehadiran-Nya melalui doa. Dalam kesibukan hidup, kita diajak untuk meresapi kasih-Nya dan membagikannya kepada orang lain. Dalam kesunyian doa, kita menemukan kekuatan untuk memberikan sentuhan kasih kepada sesama. Yang terakhir, dalam pelayanan-Nya kepada banyak orang, Yesus menunjukkan teladan pelayanan yang penuh kasih dan pengorbanan. Sentuhan kasih Allah mengajak kita untuk menjadi saluran berkat bagi orang di sekitar kita. Pelayanan yang didasarkan pada kasih Allah akan membawa dampak berkelanjutan, memancarkan cahaya-Nya dalam dunia yang kadang gelap. Kita dipanggil untuk mengikuti jejak-Nya, membawa kehangatan kasih dalam setiap langkah kita. (pwp) |