GKI Jatimurni

Renungan [363]

TUHANLAH GEMBALAKU!
21/04/2024
Kisah Para Rasul 4 : 5 - 12
Mazmur 23
1 Yohanes 3 : 16 - 24
Yohanes 10 : 11 - 18

Firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 4: 5-12 dan Mazmur 23 menyatakan, hanya Allah dalam Yesus Kristus saja yang mampu menyelamatkan umat manusia dari cengkeraman kematian karena dosa. Hal itu melalui pengorbanan-Nya dengan mati di kayu salib dan kebangkitan-Nya setelah mengalahkan maut yang mencengkeram umat manusia karena dosa. Yesus memilih mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia, dari kerelaan hati-Nya yang penuh kasih yang begitu besar (Yoh 3:16).

Dalam Yohanes 10: 11-18, Yesus mengidentifikasi diri-Nya sebagai gembala yang baik sebanyak dua kali (ayat 11 dan 14), dengan ciri; gembala yang memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya dan mengenal domba-domba-Nya. Demikian juga domba-domba-Nya mengenal Yesus sebagai gembala mereka. Dalam konteks kehidupan kita sebagai orang percaya, secara pribadi dan persekutuan, kita harus mampu menunjukkan ketaatan yang penuh pada suara Tuhan. Yakni dengan terus bertumbuh dalam penghayatan Firman Tuhan. Iman, pengharapan, dan kasih kita semakin diteguhkan untuk melakukan tindakan kasih yang bukan hanya dalam kata-kata, tetapi dalam tindakan nyata dan dirasakan orang lain yang membutuhkan kepedulian kita. Kita peduli kepada orang lain bukan untuk mendapat pujian, melainkan karena Tuhan sudah lebih dulu peduli pada kehidupan kita.

Kita melayani bukan untuk dihormati atau dipuji, tetapi karena Tuhan lebih dulu melayani kita. Kita taat mengikuti ibadah dalam persekutuan orang percaya, karena kita umat Tuhan yang berdosa dan mendapat anugerah keselamatan.

Domba-domba juga mengenal suara gembala, mengingatkan kita agar semakin sungguh-sungguh bertumbuh dalam pengetahuan dan penghayatan akan suara Tuhan melalui firman-Nya dalam kitab suci. Firman Tuhan akan menuntun kehidupan kita untuk memiliki damai sejahtera dan sukacita yang disediakan Tuhan bagi kita yang menaati firman-Nya.

Dia mengenal kita jauh lebih detail dibanding kita mengenal diri kita sendiri. Sampai sehelai rambut kita jatuh, Tuhan mengetahuinya. Oleh karena itu, marilah kita terus memelihara hubungan yang melekat dengan Tuhan melalui persekutuan dengan firman-Nya, secara pribadi atau dalam kelompok persekutuan.

Disisi lain, Tuhan Yesus juga mengingatkan kita agar waspada. Umat orang percaya juga akan bertemu dengan gembala upahan, yaitu pemimpin upahan yang melakukan sesuatu hanya untuk mendapatkan sesuatu materi dalam berbagai bentuk antara lain: uang, pujian, kehormatan, kesuksesan, dan sebagainya.

Gembala upahan ini tidak ada rasa memiliki terhadap domba-domba yang digembalakannya. Apabila ada bahaya atau ancaman terhadap domba-domba tersebut, maka dia akan lari dari tanggung jawab. Ia tidak memperhatikan lagi domba-domba, sehingga serigala akan merebut dan mencerai-beraikan kawanan domba-domba tersebut.

Sifat seperti serigala dalam bentuk : egois, dendam, marah, pikiran negatif, suka membicarakan hal-hal yang kurang dari jemaat atau pendeta atau penatua, yang potensial mencerai-beraikan persekutuan orang percaya, apabila ada atau masih ada, harus kita hindari atau hilangkan. Lalu diganti dengan sifat seperti domba, yang taat kepada pemimpin/gembalanya, senang berkelompok dan rukun, menjadi satu persekutuan yang indah di hadapan Tuhan dan manusia.

Dalam Ayat 16, Yesus juga memberitahukan, Allah juga mempunyai domba-domba lain yang bukan dari kandang ini yang akan disatukan dengan kawanan yang sudah ada. Hal ini menunjukkan, kasih dan anugerah keselamatan yang diberikan Tuhan masih terbuka bagi manusia yang sampai saat ini belum percaya, menerima Yesus sebagai Juruslamat.

Untuk itu, Tuhan akan memakai siapa saja yang taat kepada-Nya, diutus untuk bersaksi melalui berbagai karunia-karunia, sehingga semakin bertambah dan semakin banyak orang menerima Yesus sebagai Juruselamat.

Bagaimana aplikasi Firman Tuhan yang menggambarkan relasi kita dengannya seperti Gembala yang Baik bagi domba-domba-Nya?

Pertama, gembala melukiskan tentang kesiagaan terus menerus dan penuh kasih terhadap domba-dombanya. Allah memperhatikan terus umat yang diselamatkan-Nya. Oleh karena itu, sebagai pengikut Tuhan, kita siap menaati firman-Nya dalam tindakan nyata di manapun kita berkarya.

Kedua, terus memelihara relasi baik dalam kasih terhadap sesama kawanan domba dalam persekutuan di keluarga, jemaat, dan masyarakat. Terlibat aktif dalam meningkatkan kualitas persekutuan, kesaksian, dan pelayanan kasih sesuai karunia yang diberikan Tuhan kepada masing-masing.

Ketiga, waspada, terhadap bahaya dari dalam jemaat atau luar jemaat, antara lain: gembala upahan yang apabila menghadapi masalah dalam pelayanan, langsung reaktif mengundurkan diri dari persekutuan, pribadi yang melayani sekadar untuk mendapat pujian, sifat egoisme, mau menang sendiri, senang membicarakan kekurangan orang lain, ajaran sesat, dan sebagainya yang dapat merusak atau mencerai-beraikan persekutuan.

Apabila hal ini ada, maka kita ditegur Firman Tuhan agar bertobat meninggalkan sifat yang tidak dikehendaki Tuhan. Sebagai domba-domba Tuhan, umat yang meniru teladan-Nya, taat dan bersukacita mendengar suara Tuhan dan melanjutkan dalam tindakan nyata yang bermanfaat atau dibutuhkan orang lain. (EK)

EK
Sonny W Adi
22/04/2024 11.41.31