GKI Jatimurni

Renungan [364]

RANTING YANG BERBUAH
28/04/2024
Kisah Para Rasul 8 : 26 - 40
Mazmur 22 : 26 - 32
1 Yohanes 4 : 7 - 21
Yohanes 15 : 1 - 8

Filipus diperintahkan untuk berangkat ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza. Dalam perjalanan, bertemulah Filipus dengan sida-sida istana dari Etiopia yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sida-sida itu berada dalam kereta sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Filipus mendekati orang tersebut dan bertanya, apakah dia mengerti apa yang ia baca? 
Ternyata orang itu tidak mengerti. Inilah kesempatan Filipus dengan bantuan Roh Kudus  menjelaskan tentang Injil Yesus kepadanya. Orang tersebut menjadi percaya dengan segenap hatinya bahwa Yesus Kristus adalah anak Allah dan meminta untuk dibaptis (Kisah Para Rasul 8 : 37).


Kita belajar dari Filipus bagaimana memperkenalkan Kristus kepada sesama, dengan mengingatkan kembali ajaran tentang pengorbanan-Nya di kayu salib. Pemberitaan tentang kebaikan Tuhan adalah wujud buah yang dihasilkan jika berada dalam Dia.


“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti carang yang tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku” ( Yohanes 15 : 4). Saat tinggal di dalam-Nya, kita mempunyai relasi dan ikatan yang kuat dengan Allah, sehingga kita mampu menghasilkan buah yang nyata.
Yesus memakai perumpamaan pohon anggur dalam pengajarannya. Pokok anggur yang berbuah lebat adalah hasil dari pemeliharaan yang baik. Setiap carang dibersihkan dan jika  tidak menghasilkan buah, akan dibuang. 


Demikian juga dengan kita. Maukah kita memperkenalkan Injil Kristus kepada sesama?  Melalui perilaku dalam kehidupan kita sehari-hari, maukah kita saling mengasihi, sehingga kita mampu menghasilkan buah yang nyata di hadapan Tuhan?
Dengan melekat kepada Tuhan, kita akan menjadi pokok anggur Tuhan yang berbuah lebat, sehingga kita mampu menjadi saluran kasih Tuhan kepada sesama, seperti yang Tuhan ajarkan melalui kematian-Nya di kayu salib.
Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan siapa yang tetap tinggal di dalam kasih, ia tetap tinggal di dalam Allah, dan Allah di dalam dia (I Yohanes 4: 16). (LND)
 

LND
Sonny W Adi
04/05/2024 21.02.15