Mengasihi sesama manusia adalah perintah yang disampaikan Tuhan kepada umat-Nya. Jadi, kalau kita berbicara tentang kasih, maka tentunya buat kita itu bukanlah suatu hal yang baru. Kita terus menerus diajarkan untuk hidup dengan juga memikirkan orang lain dan peduli dengan sesama, namun ajaran itu seringkali hanya sekedar menjadi ajaran yang selalu sulit untuk kita lakukan. Memikrkan diri sendiri dan peduli dengan kepentingan diri selalu menjadi yang utama dalam hidup kita. Minggu ini kita akan diajarkan melalui tema kita, bagaimana kita dapat mulai mengasihi orang lain, yaitu dengan belajar untuk mengasihi diri sendiri. Melalui bacaan Matius 22: 34-46, Tuhan Yesus mengingatkan kembali tentang hukum yang utama dalam taurat Musa, yaitu kasihi Tuhan Allah dan kasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri. Mengasihi diri sendiri itu tidak sama dengan mementingkan diri sendiri atau egois. Mengasihi diri sendiri berarti menerima diri sendiri sebagaimana adanya, berdamai dengan diri sendiri dan masa lalu. Hal ini tidak mudah, krn seringkali orang tidak puas dengan keberadaan dirinya. Inginnya menjadi seperti orang lain atau iri dengan orang lain. Seseorang yang sudah berdamai dengan diri sendiri, dapat menerima keberadaan dirinya sendiri dan masa lalunya. Maka ia akan mampu untuk mengasihi orang lain, dan mengasihi dengan ketulusan. Bukan karena paksaan atau untuk mencari pujian yang sia-sia. Karena itu, di penutupan bulan keluarga ini, marilah kita memulai kehidupan kita dengan belajar untuk mengasihi diri sendiri dan keluarga kita, sehingga kita mampu untuk mengasihi orang lain di sekitar kita dengan tulus. (CP) |