Apa yang kita ketahui ketika mendengar kata kerajaan? Ya kerajaan terdiri atas raja sebagai seorang pemimpin, rakyat yang dipimpin, wilayah yang dikuasai, sumber daya alam yang dimiliki, dan sebagainya. Kerajaan identik dengan masa lampau karena memang merupakan sistem pemerintahan yang tertua di dunia. Hanya ada satu orang yang berkuasa di dalam sistem kerajaan dan semua orang harus taat dan patuh kepadanya. Di masa sekarang ini, masih ada beberapa wilayah yang tetap mempertahankan sistem pemerintahan kerajaan tetapi dengan penyesuaian keadaan dan kondisi saat ini. Di dalam ajaran kekristenan kita juga mengenal kata kerajaan. Di dalam Alkitab, khususnya dalam Perjanjian Baru banyak sekali kita temui penggunaan kata Kerajaan Allah. Apakah arti Kerajaan Allah menurut pemahaman Kristen? Lembaga Alkitab Indonesia merumuskan pengertian Kerajaan Allah itu sebagai Allah yang datang ke dunia untuk menyatakan kuasa, kemuliaan, dan hak-haknya melawan kekuasaan Iblis. Allah mengungkapkan diri-Nya dengan penuh kuasa dalam semua karya-Nya dan Kerajaan Allah adalah kerajaan rohani. Dalam Kerajaan Dunia, Raja hanya bisa memerintah tanpa melakukan tindakan aktif dalam mengupayakan sesuatu, sementara dalam Kerajaan Allah, Ia bertindak aktif mengupayakan sesuatu. Dalam Injil Markus, Tuhan Yesus memakai perumpamaan benih yang tumbuh dan biji sesawi untuk menjelaskan arti Kerajaan Allah. Yesus seringkali memakai perumpamaan ketika menjawab atau menjelaskan sesuatu yang menjadi pertanyaan para murid ataupun orang yang Ia jumpai. Hal ini Ia lakukan agar mereka bisa mengerti sesuai dengan tingkat pemahaman yang mereka miliki. Di dalam Injil Markus 4: 26 – 29, Yesus mengartikan Kerajaan Allah sebagai benih yang tumbuh. Ada seorang yang menaburkan benih di tanah, pada malam hari ia tidur, dan siang hari ia bangun kemudian benih itu bertunas dan tumbuh. Kemudian tanaman itu akan mengeluarkan buah yang siap untuk dipanen. Bagaimana semua itu bisa terjadi? Ia sendiri pun tidak tahu! Begitu juga dengan perumpamaan biji sesawi (Markus 4: 30 – 34). Biji sesawi itu ditabur di tanah, tumbuh dan menjadi besar mengeluarkan cabang-cabang yang besar sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya. Melalui dua perumpamaan di atas, Yesus mau menjelaskan bagaimana Kerajaan Allah dapat terjadi di dalam kehidupan kita. Allah yang menaburkan benih itu sendiri ke dalam dunia ataupun kehidupan kita. Dia yang menyiram dan memberikan pupuk sehingga benih dan biji sesawi itu bisa bertunas, bertumbuh, mengeluarkan buah dan menjadi pohon yang besar. Tanpa kuasa dan pertolongan Tuhan tidak mungkin semua itu bisa terjadi. Begitu juga dalam kehidupan rohani kita. Allah yang telah memanggil dan memilih kita sebagai umat percaya. Dia mau kita bukan hanya menjadi umat percaya tetapi kita harus terus bertumbuh dan menjadi penabur bagi sesama kita melalui apa yang kita pikirkan, apa yang kita ucapkan dan apa yang kita kerjakan. Kita semestinya mengucap syukur karena Allah memilih kita untuk menjadi benih dan biji sesawi yang siap untuk menjadi besar dan berbuah bagi dunia ini. Kuasa dan kasih setia-Nya akan selalu memperlengkapi kita. Apakah kita siap melakukannya? Tuhan bersama kita. (HRM) |