Aji mumpung adalah istilah Bahasa Jawa yang artinya cara berpikir seseorang yang memanfaatkan kesempatan atau situasi yang ada untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Aji mumpung banyak dilakukan oleh para pejabat atau pemegang kekuasaan di negara kita. Pada waktu kampanye mereka berjanji akan memperjuangkan nasib orang banyak, tetapi setelah mendapatkan jabatan atau kekuasaan, mereka lupa dengan janji-janji itu, mereka melakukan korupsi, suap, yang merugikan banyak orang. Sikap aji mumpung tidak hanya terjadi di kalangan pemegang kekuasaan di negara kita tetapi juga di kalangan gereja. Kekuasaan atau jabatan dianggap suatu kesempatan untuk memperkaya diri. Dalam Mikha 3 : 5 - 12 Tuhan menegur para nabi yang menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Alih - alih menyampaikan kebenaran, mereka justru menyesatkan umat Allah. Sebagai akibatnya Tuhan menarik kembali mandat yang diberikan kepada mereka sebagai perantara firmanNya. Matius 23 : 1 - 12 juga mengisahkan bagaimana Yesus menegur ahli-ahli taurat dan orang farisi yang telah mengajarkan Hukum Taurat tetapi mereka memiliki motivasi yang salah yaitu untuk mendapat pujian dan penghormatan dari orang lain. Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya kita menggunakan otoritas atau kekuasaan yang dipercayakan kepada kita dengan benar. Yesus juga mengajarkan agar kita menghindari sikap aji mumpung dan mengembangkan sikap mumpung aji yang artinya menghargai setiap kepercayaan yang Allah berikan sebagai suatu kesempatan untuk melayani sesama. Apakah kita sudah memiliki sikap mumpung aji ? Apakah otoritas yang Tuhan berikan pada kita sudah kita gunakan untuk melayani sesama? Marilah kita menjadi anak -anak Tuhan yang memperjuangkan anti korupsi dengan menjunjung tinggi nilai kejujuan melalui pekerjaan dan kegiatan kita sehari - hari.( DS ). |