GKI Jatimurni

Renungan [381]

GEREJA YANG MENGHIDUPI DUNIA
25/08/2024
Yosua 24 : 1 – 2, 14 - 18
Mazmur 34 : 15 - 22
Efesus 6 : 10 - 20
Yohanes 6 : 56 - 69

Selamat Ulang Tahun ke-36 Gereja Kristen Indonesia. Sejarah singkat lahirnya GKI berawal pada 26 Agustus 1988. Ketika itu, tiga Sinode Wilayah, yaitu Sinode Wilayah Jawa Barat, Sinode Wilayah Jawa Tengah, dan Sinode Wilayah Jawa Timur, yang masing-masing memiliki budaya bergereja berbeda, sepakat menjadi satu.

Proses penyatuan tersebut adalah anugerah Allah yang patut disyukuri oleh seluruh umat GKI. Sebab, GKI dapat mempelopori hadirnya Gereja Tuhan Yesus Kristus Yang Esa di Indonesia. Tentunya, ini juga saat yang tepat bagi GKI untuk berefleksi, masihkah GKI tinggal di dalam Allah, dan Allah di dalam GKI?

Di dalam Yosua 24: 1-2, di sana diceritakan, semua suku Israel, para tua-tua, kepala kaum Israel, para hakim, dan para pengatur pasukan, bersama-sama Yosua mereka berdiri di hadapan Allah.

Yosua mengatakan, dulu nenek moyang mereka yaitu Terah, Ayah Abraham dan Nahor tinggal di seberang sungai Efrat. Mereka beribadah kepada ilah-ilah lain. Yosua bersama keluarganya dan semua orang yang bersamanya bersatu hati menyembah Tuhan Allah Israel yang telah memerdekaan mereka dan membawa mereka keluar dari tanah Mesir, tempat perbudakan.

Allah Israel yang melakukan tanda-tanda mujizat di hadapan mata mereka, dan yang selalu melindungi sepanjang jalan yang ditempuh umat Israel serta menghalau semua musuh di hadapan mereka. Bahkan, Pemazmur juga menegaskan di dalam Pasal 34:15 “Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan raihlah dia.”

Sebagai orang percaya kita sebagai gereja tidak hanya dipanggil untuk bersekutu dengan sesama, tetapi juga bersekutu di dalam persekutuan antara Bapa dan Anak, sehingga gereja ada di dalam Allah dan Allah ada di dalam gereja. Dengan demikian, gereja menjadi satu satunya tanda kehadiran-Nya, yang harus berani terbuka terhadap kehadiran dan karya Allah yang melampaui gereja. Jika kita membatasi kehadiran dan karya Allah hanya sebatas gereja, kita seperti sedang memenjarakan Allah. Kita tidak menerima dan mengakui kehadiran dan karya Allah secara keseluruhan. Allah membuka diri terhadap manusia dan dunia. Allah mengadakan perjanjian dengan manusia bahkan menjadikan manusia sebagai kawan sekerja-Nya untuk membangun Kerajaan-Nya, menghadirkan atau mewujudkan langit dan bumi baru.

Di dalam tugas pelayanan kita di masa sekarang, Gereja harus berani membuka diri dan menunjukkan keramahannya terhadap dunia untuk menghadirkan dan berbagi kehidupan. Dengan demikian, gereja dapat melawan tantangan yang ada bukan dengan kekerasan atau yang oleh Rasul Paulus digambarkan secara militeristik, melainkan dengan berbagai kebajikan yang berkarakter tanpa kekerasan seperti yang diungkapkan Rasul Paulus pada Efesus 6, yaitu berikatpinggangkan kebenaran, berbajuzirahkan keadilan (ay. 14), berkasutkan kerelaan (ay.15), perisai iman (ay.16), ketopong keselamatan, pedang Roh, yaitu firman Allah (ay.17). Sikap mengandalkan Allah ini tentunya harus didukung dengan selalu doa dan sikap berjaga-jaga tanpa henti.

Selamat Ulang Tahun GKI, sebagai gereja yang memahami dan menerima karya Allah Trinitas di luar gereja dan terbuka untuk berpartisipasi dan mewujudkan integritas, kesetiaan, dan komitmen menjalankan tugas panggilan dan pelayanan, serta bertanggung jawab menghadirkan kehidupan bagi dunia dengan keramahtamahan yang menghadirkan dan berbagi kehidupan terhadap sekitarnya. Tuhan pimpin dan mampukan kita semua. Amin. (SHR).

SHR
Sonny W Adi
26/08/2024 08.23.18