Di dalam dunia kuno, seorang murid adalah seorang pengikut setia dari seorang guru. Konsepnya berbeda dengan murid pada era modern, seorang yang belajr di sekolah. Seorang murid di zaman Alkitab secara aktif meniru kehidupan dan pengajaran gurunya. Itu merupakan suatu pilhan untuk berguru, hingga sang murid menjadi sama seperti gurunya. Tema di minggu ini berbicara tentang murid. Melalui tema ini, setidaknya setiap orang diajak untuk menjadi murid yang sejati. Injil Markus 8 : 27 – 38 memperlihatkan bagaimana Yesus berperan menjadi guru bagi murid-murid-Nya yang senantiasa mengajar mereka. Namun, ada hal menarik yang dapat direfleksikan melalui kisah ini, yaitu bagaimana sikap murid-Nya yaitu Petrus dalam menerima pengajaran Yesus. Setelah Petrus menjawab pertanyaan Yesus dengan berkata: “Engkaulah Mesias!”, Petrus justru melakukan tindakan yang tidak seharusnya sebagai seorang Murid Yesus. Yesus bahkan menegur Petrus dengan keras, “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia”. Melalui peristiwa ini ada makna yang dapat direfleksikan yaitu bagaimana sejatinya menjadi seorang murid. Murid diajar untuk memiliki pola pikir gurunya. Murid tidak meletakkan pikirannya hanya pada apa yang menurutnya baik. Seorang murid sejatinya belajar untuk mengarahkan pikiran dengan apa yang diajarkan gurunya. Meskip meletakkan pikiran pada Sang Guru Sejati (baca:Tuhan) bukanlah sesuatu yang mudah dan terkadang murid harus diperhadapkan pada realita yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Namun, di saat itulah murid sedang mengalami proses dekonstruksi pengetahuan, yang kemudian akan mengalami rekonstruksi pengetahuan. Dengan kata lain, di dalam proses ini seorang murid mengalami pertumbuhan pemahaman. Selanjutnya, melalui pemahaman yang baru murid tidak akan hanya pandai berkata-kata melainkan mampu menghidupi setiap pemahamannya yang berasal dari Sang Guru. Maka, inilah yang disebut Murid Yang Sejati. Murid yang mau berproses bersama Sang Guru, yang memiliki pikiran, perkataan dan perbuatannya yang selaras dengan pengetahuannya atas Sang Guru Sejati. Selamat berproses menjadi Murid Tuhan. Hikmat dan tuntunan Tuhan bersama Sang Murid-Nya. [CH] |