GKI Jatimurni

Renungan [391]

KELUARGA YANG MENGASIHI ALLAH
09/11/2024
Ulangan 6 : 1 – 9
Mazmur 119 : 1 – 8
Ibrani 9 : 11 – 14
Markus 12 : 28 – 34

Ada seorang remaja putri begitu aktif menolong sesama manusia. Ia rajin menyumbang untuk menolong korban bencana alam maupun aksi kemanusiaan lainnya. Tapi remaja ini tidak pernah memiliki waktu khusus untuk berdoa kepada Allah. Ia tidak pernah bersaat teduh ataupun beribadah bersama saudara seiman di gereja. Menurutnya, hal itu hanya membuangbuang waktunya dan tidak ada gunanya untuk dirinya, juga untuk semua tindakan kemanusiaannya.

Bila kita lihat bacaan hari ini dari Markus 12 : 28 - 34, Yesus sangat menegaskan bahwa kita tidak bisa memisahkan mengasihi manusia tapi tidak mengasihi Allah, atau sebaliknya, mengasihi Allah tapi tidak mengasihi manusia. Mengasihi Allah pada prinsipnya adalah bentuk A Warta Jemaat 2 dari ungkapan kasih, penyembahan, dan mengucap syukur atas segala rahmat cinta kasih Allah yang telah dianugerahkan kepada manusia. Cinta Allah ini dihadirkan dalam seluruh relasi kehidupan keseharian manusia.

Dalam konteks ini, Yesus memakai kata Yunani 'agapao' (agape) ketika umat 'mengasihi Allah'. Kata 'agapao' memiliki arti kasih Allah tanpa pamrih atau tanpa syarat. Ada sikap atau tindakan yang aktif tanpa pamrih di dalam kata 'mengasihi'. Tindakan kasih kepada Allah tidak hanya tampak dari penyembahan dan persembahan kurban, tetapi juga dinyatakan dalam tindakan kasih kepada sesama dan diri sendiri. Sebaliknya, tindakan kasih kepada sesama juga tidak terpisah dari tindakan mengasihi Allah. Mengasihi sesama melalui semua tindakan sosial kemanusiaan bukan berarti juga melupakan bentuk konkret kasih kepada Allah di dalam kesalehan hidup ibadah dan persembahan. Dengan demikian tindakan umat mengasihi Allah dapat dilakukan dan diwujudkan dalam kesalehan hidup melalui kasih agape-ahava, kasih yang tidak bersyarat. (Inong)

Inong
Sonny W Adi
09/11/2024 10.51.24