Tahun Liturgi Gerejawi selalu diawali dengan Minggu Adven yang dirayakan pada hari Minggu setelah Minggu Kristus Raja. Melalui Minggu Adven umat diajak untuk memaknai penantian akan kedatangan Tuhan kembali. Di Minggu-minggu Adven umat dipersiapkan untuk dapat membangun sikap yang tepat dalam menyambut dan mempersiapkan kedatangan Tuhan kembali. Di masa penantian ini GKI Jatimurni mencoba untuk memaknai arti kehadiran Tuhan, sekaligus makna kehadiran sebagai pribadi di tengah-tengah sesama dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, di Minggu Adven 1 ini tema “Kehadiran Yang Menguatkan Hati” menjadi tema yang mendukung pemaknaan tersebut. Bacaan Leksionari di minggu ini, Injil Lukas maupun Yeremia merupakan sebuah gambaran tentang akan masa yang akan datang dimana kedatangan Anak Manusia dan Janji Allah bagi umat-Nya akan digenapi. Masa yang digambarkan sebagian menyenangkan dan penuh pengharapan dimana umat percaya akan diselamatkan dan mengalami pembebasan tetapi di masa hadir pula suasana ketakutan. Dua sisi yang dapat menghasilkan pemahaman yang berbeda. Masa yang dapat dimaknai dengan penantian dalam sukacita atau masa yang dapat dipandang sesuatu yang mengerikan. Lalu, bagaimana dengan kita? Cara pandang s’perti apa yang akan digunakan. Kedua cara pandang di atas tentu merupakan sebuah realita masa yang harus dihadapi oleh manusia. Realita yang sejatinya tidak perlu dihindari tetapi perlu dimaknai agar setiap umat percaya lebih mampu untuk menghadapi masa tersebut. Bukankah Injil Lukas mengingatkan bahwa masa yang dijalani oleh manusia tidaklah kekal. Langit dan bumi akan berlalu dan bersifat sementara tetapi perkataan Allah tidak akan belalu. Oleh karena itu, umat Allah perlu terus memaknai akan kehadiran Allah. IA sejatinya selalu menguatkan hati umat-Nya dalam kehadiran-Nya baik saat ini maupun di masa yang akan tiba. Jika Allah hadir bagi kita, sebagai umat Allah mari hadir bersama Allah. Marilah belajar menyadari dan memanfaatkan waktu pemberian Allah yang tak kekal ini sebagai kesempatan hadir bagi sesama untuk menguatkan hati mereka yang lemah, diliputi kekuatiran, ketakutan dan tak berpengharapan. [CH] |