Kita pasti pernah, bahkan mungkin sering menggerutu, marah, frustrasi kepada orang lain. Baik itu kepada teman maupun saudara kita sendiri. Saat kita marah atau membenci teman atau keluarga kita, Tuhan Yesus mengatakan sesuatu yang sangat berbeda di Lukas 6:27 – 30. Bagi kita, itu tugas yang sangat berat. Bahkan hampir mustahil, mengasihi musuh atau orang yang jahat pada kita. Yesus memang mengatakan banyak hal kontroversi. Banyak yang membuat-Nya mendapat masalah serius dengan para pemimpin agama pada zaman itu. Karena “kasihilah musuhmu” adalah pernyataan sangat menyusahkan. Membenci musuh-musuh kita adalah hal yang wajar. Membenci orangorang yang berbuat jahat kepada kita, yang mengucapkan kata-kata kasar kepada kita, itu adalah hal wajar. Wajar menurut pandangan kebijaksanaan dunia. Tapi Yesus memberi tahu kita bahwa kita bukan bagian dari dunia. Para pengikut Yesus dipanggil untuk menjalani cara hidup yang lain. Yesus mengingatkan kita tentang jalan yang berbeda, jalan yang saleh yaitu jalan yang memuliakan Tuhan. Ketika banyak orang membenci orang lain, balas dendam merupakan hasil alami dari kebencian itu. Yesus dan ajaran-Nya berjalan ke arah berlawanan dari kebencian dan balas dendam. Jangan cepat membalas dendam, cobalah cari jalan untuk menemukan jalan rekonsilisasi. Yesus mau kita mengubah kejengkelan, kemarahan, kebencian di dalam diri kita. Kita mungkin tidak bisa mengubah perasaan kita, namun Tuhan mampu. Terkadang hal itu terjadi dengan segera, tapi terkadang prosesnya bertahap. Bagian yang terpenting adalah mencapai titik di mana kita bersedia membiarkan Tuhan membantu kita. Membantu kita untuk memaafkan, melepaskan rasa sakit, keinginan untuk membalas dendam. Dan Tuhan akan mendampingi dan membantu. Ringkasan khotbah Yesus dalam Lukas 6:37-38 adalah Kasihilah musuhmu. Berbuat baik kepada orang yang membencimu. Berdoalah bagi orang yang jahat kepadamu. Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin mereka memperlakukanmu. Kasihilah dan berbuat baiklah kepada semua orang tanpa mengharapkan balasan apapun. Tuhan mau kita umat pilihan-Nya berbeda dengan dunia ini. Kita harus menunjukkan, Tuhan telah mengasihi kita dan kita pun mengasihi orang lain dengan sungguh. Kita adalah umat berbeda, lebih dari yang biasa. Mari dengan pertolongan Tuhan, kita mengampuni orang lain agar hati kita mendapat damai sejahtera. Tuhan memampukan kita. (In) |