Dalam kehidupan, kita sering mencari jalan pintas agar cepat sukses atau menghindari kesulitan. Contohnya, jemaat GKI Jatimurni, saat akan ke gereja kadang juga lewat jalan pintas. Misalkan jemaat yang tinggalnya di dalam Perumahan Puri Gading, kalau mereka mau ke gereja, namun gerbang utama Puri Gading ternyata macet, biasanya mereka akan cari jalan pintas. Mau tidak mau mereka akan lewat jalan kecil yang sempit dan menanjak, asalkan lancar dan tiba di gereja tepat waktu. Namun, Yesus mengajarkan, jalan menuju keselamatan tidaklah mudah. Dalam Lukas 13:31-35, ketika beberapa orang Farisi memperingatkan Nya tentang ancaman Herodes, Yesus tidak gentar. Ia tetap berjalan menuju Yerusalem, mengetahui bahwa penderitaan dan salib menantinya. Ia bisa saja menghindari rencana itu, tetapi memilih untuk taat kepada kehendak Bapa. Sebagai pengikut Kristus, kita juga dipanggil untuk setia, meski jalannya penuh tantangan. Godaan untuk mencari solusi instan sering kali muncul, tetapi kita harus percaya bahwa rencana Tuhan lebih baik daripada jalan pintas yang terlihat mudah. Kesetiaan kepada Tuhan berarti tetap berjalan dalam iman, meski harus menghadapi penderitaan atau pengorbanan. Seperti Yesus yang tidak lari dari Yerusalem, kita pun dipanggil untuk menjalani hidup dengan ketaatan dan kesabaran. Refleksi bagi kita: Apakah kita sering tergoda mencari jalan mudah dalam hidup, bahkan dalam hal rohani? Bagaimana sikap kita saat menghadapi tantangan dalam iman? Tuhan memanggil kita untuk tetap teguh, percaya pada penyertaan-Nya, dan berjalan sesuai rencana-Nya. Meskipun jalannya sulit, di ujungnya ada kemuliaan dan kehidupan kekal. Mari kita setia dan percaya bahwa bersama Tuhan, kita tidak akan pernah berjalan sendiri. (pwp) |