Di Minggu 4 Prapaskah ini kita diajak untuk meneladani Kristus dalam hal menilai oranglain. Di tengah dunia yang mengajarkan beragam ukuran yang digunakan dalam menilai seseorang. Demikian pula di kehidupan sehari-hari terdapat keragaman itu, dimana seseorang pada akhirnya terjebak dalam cara-cara yang keliru dan tipu daya dalam membentuk diri demi untuk memperoleh penilaian dari oranglain. Namun, Kristus senantiasa mengajarkan kita bagaimana berbeda dengan cara yang dunia tawarkan. Injil menurut Lukas 15 : 1 – 3, 11b – 32 merupakan sesuatu yang menarik untuk dimaknai sebagai model cara menilai. Setidaknya ada 2 buah model yang dapat ditemukan di dalamnya. Pertama, Penilaian Menghakimi yang ditunjukkan oleh Orang Farisi dan Ahli Taurat. Kedua, Penilaian Belaskasih yang ditunjukkan oleh Yesus. Penilaian yang pertama tentu mudah untuk ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dimana orang lebih mudah untuk menghakimi oranglain, stigma dan stereotipe tertentu dilekatkan pada orang-orang tertentu. S’perti nampak dalam pernyataan-pernyataan: “Ah, Si Anu sih orangnya pasti b’gitu!, Janganlah, dia gak bisa dipercaya!”. Oleh karena itu, hal di atas menjadi titik pijak mengapa kita harus meneladani Penilaian Belas kasih ala Yesus! Di dalam kisah Injil Lukas, Yesus sebenarnya tidak menolak penilaian atau pengalaman hidup Orang Farisi dan Ahli Taurat bersama para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Bahkan Injil Lukas pun menuliskan dengan sebutan demikian! Dan diceriterakan bahwa merekalah yang datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Justru keinginan dan inisiatif inilah yang mendapat perhatian Yesus. Yesus mau memberi kesempatan bagi mereka. Yesus membuat perumpamaan untuk menunjukkan pesan akan belaskasih seorang ayah terhadap anaknya, meski anaknya telah berlaku curang dan bertindak sesuka hati! Dengan kata lain, Yesus sejatinya ingin mengajak Orang Farisi dan Ahli Taurat, juga kita semua untuk memiliki Penilaian Belaskasih itu pula. Bukankah dengan Belaskasih maka pintu pemulihan dapat terjadi! Namun sebaliknya, Penilaian yang menghakimi hanyalah memperburuk keadaan! Di sisi lain, dalam penilaian menghakimi menjadikan kita serupa dengan dunia yang tidak meneladani Kristus [CH] |