GKI Jatimurni

Renungan [424]

SIAPA YANG LEBIH BERHARGA
22/06/2025
Yesaya 65 : 1 - 9
Mazmur 22 : 19 - 28
Galatia 3 : 23 - 29
Lukas 8 : 26 - 39

Membaca mazmur ini secara sepintas membuat kita sadar betapa dalam rasa terabaikan yang dialami Daud, ia berteriak, berseru, meminta tapi tidak ada jawaban yang menyambut. Bagi setiap pengikut Tuhan yang pernah melalui masa-masa sulit seperti ini, ini mungkin salah satu masa paling gelap dalam hidupnya. Dalam perjalanan kita mengikut Tuhan, kadang memang kita melalui masa-masa gelap dan ditinggalkan seperti Daud. Ini pengalaman setiap umat Tuhan sepanjang masa. Tidaklah benar mereka yang menjanjikan bahwa hidup Kristiani selalu baik-baik saja. Kenyataannya adalah setiap anak Tuhan kemungkinan besar mengalami perasaan seakan Tuhan seolah memalingkan wajah-Nya dari kita, yang entah disebabkan oleh penyakit tubuh, kelemahan mental, penderitaan, pengkhianatan, kelalaian dalam iman atau berbagai penyebab lainnya yang tidak bisa kita pahami seluruhnya.

Daud bukan saja menggambarkan penderitaannya secara mental, jasmani, dan spiritual, tetapi ia juga mencontohkan bagaimana tetap beriman walaupun rasanya Tuhan seolah sedang meninggalkannya. “Tetapi Engkau Tuhan, janganlah jauh, ya kekuatanku, segeralah menolong aku” (22:20). Untuk ungkapan putus asanya, ia hubungkan dengan ungkapan iman kepada karakter atau perbuatan Tuhan yang ia kenal dan alami selama ini.

Seringkali, ketika kita merasa Tuhan meninggalkan kita, kita cenderung apatis, pahit, mengurung diri, atau bahkan self-medication dengan berbagai tindakan bodoh dan berdosa. Di tengah situasi di mana Tuhan sepertinya meninggalkan kita, orang beriman bisa tetap percaya kepada karakter dan kebesaran-Nya. Kita bisa meneladani Daud yang tetap percaya dan berseru kepada Tuhan yang seolah meninggalkannya untuk sementara waktu. Kalau hari ini Anda merasa ditinggalkan Tuhan atau menderita dalam kadar apa pun, naikkanlah mazmur ini, seperti Daud yang menaikkannya dengan iman yang berserah pada karakter, kebaikan, dan pemeliharaan Tuhan. Percayalah, Tuhan yang ada di masa Daud adalah Tuhan yang sama yang saat ini sedang mendengar, menolong, membasuh luka hati, memelihara sepanjang hidup kita.

Mazmur 22:19–28 adalah pengingat bahwa kita semua dapat mengalami penderitaan dan keputusasaan. Namun, kita juga dapat menemukan harapan dan kekuatan di dalam Tuhan, yang selalu mendengarkan seruan kita dan memberikan pertolongan. Mari saudaraku, jadilah seperti Daud yang berseru dalam kesesakan tapi sekaligus beriman akan kebesaran dan kasih Tuhan yang luar biasa. Karena kita adalah umat yang sungguh dikasihi dan berharga di mata-Nya. (In)

In
Sonny W Adi
23/06/2025 17.16.12