Tema di minggu ini adalah pernyataan tegas dari Kitab Pengkhotbah. Di mana bagi Pengkhotbah kehidupan manusia bak usaha menjaring angin. Segala usaha yang manusia lakukan, seolah-olah akan sia-sia. Jika pernyataan ini dipahami secara dangkal maka bisa saja orang akan mengatakan: "Saat kita hidup, tidak perlu berjerih lelah karena toh semuanya akan sia-sia!". Namun, sejatinya pengkhotbah tidak bermaksud mengajak setiap orang untuk menjadi pesimis melainkan sebuah ajakan untuk menemukan makna hidup yang dijalani. Lebih jauh, pengkhotbah justru memahami bahwa dalam realita kehidupan ada banyak orang tidak menemukan kebahagiaan dalam kehidupannya dan mengejar nikmat dunia yang penuh kesia-siaan. Teks Injil di minggu ini, Lukas 12:13-21 meceriterakan tentang seseorang yang meminta Yesus agar berbicara kepada saudaranya perihal pembagian warisan. Permintaan ini menunjukkan bahwa orientasi orang ini hanya pada harta dan kepentingan dirinya sendiri. Di sisi lain, permintaan orang ini justru diungkapkan saat Yesus sedang mengajar banyak orang dan murid-murid-Nya tentang keberanian untuk hidup dalam kebenaran, bahkan tidak kuatir akan kehidupan. Oleh karena itu, permintaan ini merupakan gambaran kegagalan orang tersebut dalam hal orientasi dalam memaknai kehidupan. Saat ini setiap orang diajak untuk memaknai hidup lebih jauh dan bermakna, bukan hanya sekadar pemenuhan keinginan diri, melainkan berorientasi pada hidup yang berkenan dihadapan Allah. Secara konkrit, surat Paulus kepada jemaat di Kolose dapat digunakan sebagai panduan hidup bagi setiap orang, bahwa setiap orang perlu mengarahkan orientasi yang tepat yaitu tertuju kepada Allah, dengan hidup tidak menuruti hawa nafsu duniawi melainkan hidup seturut pada keinginan Allah. Perkara yang diatas, yang menghadirkan kehidupan kekal dan bukan pengejaran sesuatu yang sia-sia. Janganlah arahkan diri kita pada usaha menjaring angin, melainkan pada hal-hal yang menghadirkan kebahagiaan sejati dan berkenan kepada Allah. [CH] |