Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kata “peran” menjadi perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Kata kunci didalamnya yaitu tingkah (perangai, kelakuan atau perbuatan) dan kedudukan. Dengan demikian, manusia dipahami sebagai makhluk multi peran. Di kehidupan sosial, manusia memainkan peran masing-masing sesuai dengan kedudukannya dalam sebuah komunitas. Namun, seringkali manusia tidak menjalankan perannya dengan baik dan benar, bahkan tak sesuai dengan harapan (baca:kehendak Allah). Kisah Kejadian 3:8-15 menunjukkan bahwa Adam dan Hawa tidak berperan dengan baik dan benar, baik sebagai pasangan suamiistri, maupun sebagai ciptaan. Lebih lanjut, Markus 3:20-35 memperlihatkan bahwa sebagaiorang-orang yang dekat dengan Yesus, kaum keluarga tidak berperan sebagaimana mestinya. Dari kedua kisah di atas bukankah aktualisasi peran menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan bersama. Dalam peran menjadi anak, orangtua, karyawan, teman, pelayan, dsb, sudahkah kita berperan sesuai dengan kehendak Allah? Jikalau setiap orang tidak memainkan peran sebagaimana mestinya akankah tercipta keharmonisan dalam sebuah komunitas? Memiliki pemahaman yang benar akan peran menjadikan pertumbuhan bersama menjadisebuah keniscayaan.[CH] |