Di era modern ini, ternyata eksploitasi manusia atas manusia lainnya masih banyak terjadi. Pementingan diri sendiri dengan memanfaatkan pihak lain, pihak yang kuat/ kaya menindas pihak yang lemah/ miskin, kelompok mayoritas memaksakan kehendaknya terhadap kelompok minoritas, ujung-ujungnya hanya menimbulkan ketidak-adilan, pelecehan bahkan penolakan. Perbedaan strata sosial/ ekonomi , perbedaan gender, perbedaan ras, perbedaan keyakinan/ iman banyak menimbulkan kelompok kelompok yang termarjinalkan. - Seperti halnya raja Daud menggunakan kekuasaannya untuk menyingkirkan Uria hanya untuk mewujudkan keinginannya untuk memiliki Batsyeba.
- Demi kepentingan bisnisnya banyak pengusaha dengan modal besar berupaya menguasai suatu wilayah/ lahan tertentu yang mempunyai potensi/ nilai ekonomi yang tinggi.
- Eksploitasi dan diskriminasi gender banyak membawa korban, seperti halnya TKW illegal, kasus kasus prostitusi dan pelecehan seksual.
- Sulitnya mengurus perijinan/ pembangunan rumah ibadah bagi kelompok minoritas di beberapa wilayah di tanah air yang kita cintai ini sebagai akibat adanya tirani mayoritas.
Tentunya untuk mengatasi/ mencegah agar tidak terulang lagi kejadian kejadian seperti diatas, sangat dibutuhkan kehadiran suatu gerakan atau kekuatan baru yang punya daya tangkal, daya ubah, daya pembaharu yang luar biasa. Seperti halnya Tuhan Allah karena cinta kasih Nya kepada Daud, mengutus Natan untuk menegur dan menyadarkan Daud atas kesalahannya. Daud menjadi sadar dan mengungkapkannya melalui Mazmur 32. Paulus pun sadar dan berubah, melalui cinta kasih Tuhan Yesus, Paulus diubah dari penentang menjadi pewarta, pembela dan saksi Tuhan Yesus (Galatia 2: 20 & 21). Cinta kasih Tuhan Yesus yang melanda masyarakat saat itu juga menyadarkan dan mengubah diri perempuan yang dikenal sebagai “seorang berdosa, seorang yang disingkirkan/ dihindari” menyesali perbuatan di masa lalunya dan dia rela merendahkan diri dihadapan banyak orang untuk menyembah dan membasuh kaki Tuhan Yesus dengan air mata dan minyak wangi. (Lukas 7: 38). Upaya perbaikan dan perubahan situasi-kondisi yang diharapkan segera terjadi dengan menggunakan pendekatan kekuasaan/ kekuatan/ kekerasan/ penolakan, ternyata ujung-ujungnya menimbulkan dampak negatif yang sulit diatasi karena banyak menyisakan dendam, trauma yang berkepanjangan. Pertanyaannya adalah: Bagaimana kita menyikapinya dan apa yang harus kita lakukan ??? Mari...... kita dengan berteladan kepada Tuhan Yesus, bersama sama membangun Kekuatan Baru - Komunitas Baru berdasarkan CINTA KASIH sebagaimana yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita selaku umat Kristen untuk saling mengasihi. (SRT). |